By Dedi Mustofa on Mar 04, 2015 10:36 am PASBERITA.com - Salah satu sniper terbaik dunia asal Indonesia, Tatang Koswara meninggal dunia, Selasa malam, 3 Maret 2015. Tatang meninggal saat pengambilan gambar pada acara talk show Hitam Putih di salah satu stasiun TV swasta. Menurut kabar yang disampaikan akun Twitter Hitam Putih, Tatang terkena serangan jantung mendadak. Pemandu acara Hitam Putih, Dedy Corbuzier di akun Twtternya menuliskan, saat itu Tatang tengah menceritakan semua perjuanganya. "Innalillahi wa inna ilaihi rojiun Bapak Tatang Koswara memejamkan mata tuk terakhir kalinya. #hitamputihberduka," tulis Dedy seperti dilansir kilasjambi.com, Rabu (4/3/2015). Dedy juga mengungkapkan, sebelum meninggal, Tatang menyampaikan kata kepada Dedy. "Sebelum meninggal beliau berkata pada saya: "darahku di merah putih" sejenak stlh itu beliau terkena serangan jantung. #hitamputihberduka," tulis Dedy. Tatang Koswara merupakan veteran TNI Angkatan Darat yang pensiun pada 1994. Tatang termasuk 14 sniper terbaik dunia. Dalam buku 14 sniper terbaik dunia yang ditulis oleh Peter Brookesmith, Tatang Koswara yang terakhir berpangkat Peltu menjadi salah satu sniper terbaik dunia. Tatang sejak 1975 bertugas di Timor-Timor. Saat itu, ia menjadi sniper paling ditakutkan musuh. Tatang masuk TNI Tantama pada 1966 di Banten. Sejak awal masuk TNI, ia sudah mahir menggunakan senjata. Selama bertugas di Timor-Timor, sejak 1975- 1978, Tatang menjalankan misi operasi yang bernama Baratayuda, perang terbuka langsung dengan Fretilin. Dua tugas Tatang saat itu adalah mengendap-endap masuk wilayah musuh sebagai intelijen dan untuk mengetahui kekuatan serta lokasi musuh. Selama puluhan tahun menjadi prajurit TNI, Tatang sudah menaklukkan puluhan bahkan ratusan musuhnya terutama para pemimpin musuh yang menjadi bidikannya. Sebelum meninggal, terakhir Tatang bersama keluarganya tinggal di kawasan Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung, bersama istri, empat anak, dan tujuh cucu. (*)
Read in browser » By Arif A on Mar 04, 2015 07:30 am PASBERITA.com - Mahasiswa warga Indonesia yang mengikuti program master di Universitas Flinders, Australia merasa nyaman tinggal bersam warga setempat.Yohanes Victor Lasi Bobo, nama mahasiswa itu, tidak merasakan ada ancaman maupun diskriminatif dari warga Australia menjelang eksekusi mati dua warga Australia di Indonesia.
"Pengalaman saya sebagai mahasiswa di Adelaide baik di kampus maupun di luar kampus biasa saja. Tidak ada tanggapan yang negatif," kata Yohanes dikutip Tempo, Selasa malam (03/03).
Masyarakat Adelaide biasa saja menyikapi rencana eksekusi mati narapidana narkoba itu. Saat makan di satu hungry jack, Yohanes sempat berbincang dengan seorang pria warga setempat. Kebetulan saat itu ia membaca sebuah berita tentang penolakan garasi oleh Presiden Jokowi. Pria itu kemudian mengatakan dirinya mendukung hukuman mati kepada duo Bali Nine.
"Narkoba merusak mental orang muda," ujar Yohanes mengutip ucapan pria itu.
Bahkan Yohanes menjelaskan, ada warga setempat yang lain bertanya tentang Bali Nine kepadanya. Yohanes pun menjelaskannya dengan menjelaskan hukuman mati memang melanggar hak asasi. "Tapi dia malah mendukung hukuman mati," ujarnya.
Dalam orientasi mahasiswa baru di kampus Flinders yang berlangsung selama seminggu, Yohanes tidak menemukan selebaran menyinggung hukuman mati terhadap warga Australia. "Padahal biasanya teman-teman dari partai Buruh dan Sosialis sangat getol membuat selebaran kalau terjadi kasus," ujarnya. (*)
Read in browser » By Arif A on Mar 03, 2015 05:50 pm PASBERITA.com - Mahasiswa asal Indonesia menggelar pameran budaya di kampus National Taiwan Universtiy of Science and Technology (NTUST) Taipei pada 2-3 Maret 2015. Beberapa anjungan di acara bertemakan "Indonesian Culture Exhibition 10th" itu ramai dikunjungi mahasiswa NTUST dari berbagai negara, termasuk mahasiswa asal Taiwan. "Ini merupakan kegiatan tahunan. Tahun ini kami gelar selama dua hari. Pada tahun-tahun sebelumnya hanya sehari," kata Ketua Panitia "Indonesian Culture Exhibition 10th", Sasongko, di Taipei, Selasa (03/03) dilansir Antaranews. Pihaknya menggelar acara tersebut tidak pada hari libur itu bertujuan untuk menggaet sebanyak-banyaknya pengunjung dari kalangan mahasiswa. "Kalau hari libur, justru malah sepi. Oleh sebab itu, kami sengaja menggelar acara ini pada hari aktif," katanya didampingi Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Taiwan, Imam Adipurnama, mengenai acara yang dibuka oleh Kepala Bidang Budaya dan Pariwisata Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei, Agung Sepande, itu. Para pengunjung yang kebanyakan mahasiswa Taiwan dan dari berbagai negara itu mendapatkan kesempatan belajar menulis aksara Jawa, membatik, menjajal permainan tradisional, dan mencicipi makanan khas Nusantara. Selain itu, para pengunjung juga bisa mencoba memainkan alat musik tradisional, seperti angklung dan kendang, bermain wayang kulit dan wayang golek, serta foto dengan mengenakan pakaian tradisional Nusantara. Anjungan foto pakaian tradisional, belajar membatik, dan menulis aksara Jawa paling diminati para pengunjung. Mereka mendapatkan bimbingan dari para mahasiswa NTUST yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. "Makanan Indonesia terkenal karena pedasnya. Kami sangat menyukainya," ucap Sarah, mahasiswa NTUST asal Kenya, saat mendapatkan kesempatan mencicipi soto dan wedang ronde. Meskipun tidak sama dengan cita rasa masakan di negaranya, dia merasa makanan Indonesia cocok dengan lidahnya. "Selama di Taiwan ini kami juga sering membeli makanan khas Indonesia yang dijual di dekat masjid di Taipei karena jelas kehalalannya," kata Hawa, mahasiswa NTUST asal Gambia, menimpali. Kegiatan tersebut juga diisi dengan berbagai atraksi kesenian tradisional dan promosi objek-objek wisata Nusantara. Bahkan, para pengunjung juga antusias mengikuti pelatihan membuat rujak uleg. (*)
Read in browser » By Rie on Mar 03, 2015 04:50 pm PASBERITA.com - Unjuk rasa menolak Peraturan Menteri Perikanan dan Kelautan yang dikeluarkan Menteri Susi berakhir rusuh. Ribuan nelayan dari berbagai wilayah di Kabupaten Batang, Jawa Tengah nekat memblokir jalur utama Pantai Utara (Pantura) Jawa Tengah. Berdasarkan informasi yang diterima dari National Traffic Management Center (NTMC) Korlantas Mabes Polri. Ruas Pantura Kabupaten Batang lumpuh dan tidak bisa dilalui karena ruas jalan diblokir massa dengan berbagai blokade. "Dari pantauan NTMC, hingga saat ini ruas Pantura Batang masih ditutup karena rusuh unjuk rasa," kata Novi operator NTMC saat dihubungi VIVA.co.id, Selasa 3 Maret 2015. Dari pantauan NTMC, ratusan kendaraan terjebak dalam antrean panjang sejak dari Jembatan Sumbang hingga ke Kota Batang. Polisi terpaksa meminta pengendara yang akan menuju Semarang dari arah Jakarta dan Jawa Barat untuk mengalihkan perjalanan melalui Jalur Selatan Jawa. "Diharapkan pengendara menggunakan jalur selatan," kata Novi. Massa nelayan memblokir Jalur Pantura sebagai bentuk penolakan pada Permen Perikana dan Kelautan nomor 2 tahun 2015 yang diterbitkan Menteri Susi. Masa membakar berbagai benda di tengah jalan. Satu unit mobil pemadam kebakaran dirusak massa saat akan memadamkan api dari benda-benda yang dibakar massa. (*)
Read in browser » By Dedi Mustofa on Mar 03, 2015 04:42 pm PASBERITA.com - Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher) dan Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar mendapatkan cinderamata Batu Akik Sisik Naga yang diberikan oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Sulawesi Selatan, Muhamad Iqbal S. Suhaeb seusai Upacara Peringatan HUT Polisi Pamong Praja Ke-65 dan Satlinmas Ke-53 Tingkat Nasional di Lapangan Gasibu Bandung, Senin 3 Maret 2015. Sebelumnya dalam arahannya kepada peserta Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Satuan Polisi Pamong Praja se-Indonesia itu Aher mengatakan bahwa Satpol PP memiliki keunggulan dibanding PNS lainnya. Menurutnya, selain kekuatan fisik, anggota Satpol PP harus memiliki kecerdasan dan kemampuan intelijen. Aher mengatakan kecerdasan yang harus dimiliki anggota Satpol PP adalah untuk memahami undang-undang atau perda serta aturan turunannya supaya diimplementasikan dengan baik di masyarakat. "Satpol PP paling tidak harus punya dua keunggulan. Keunggulan pertama dia cerdas memahami perundang-undangan, khususnya peraturan daerah. Kewajiban Satpol PP memahami seluruh peraturan yang ada di daerah tersebut dan (aturan) turunannya," ungkap Aher dalam Rakor yang digelar di Bale Asri Pusdai Jabar, Jl. Diponegoro No. 63 Kota Bandung, Selasa siang (3/3). Lebih lanjut Aher pun menjelaskan, bahwa keunggulan yang kedua yang harus dimiliki Satpol PP adalah fisik yang kuat. Karena menurutnya, ketika pelaksanaan penerapan aturan dan pengawasannya, serta ketika menyelesaikan pelanggaran penerapan aturan tersebut selain dilakukan persuasif, di lapangan sering ada kendala perlawanan yang membutuhkan kekuatan fisik yang baik. Selain dua keunggulan di atas, Aher menambahkan Satpol PP harus memiliki kemampuan dalam menganalisis situasi yang terjadi di lapangan, sehingga menurutnya para anggota Satpol PP juga harus punya kemampuan intelijen dan hasil pantauannya dapat menjadi rujukan atau bahan rekomendasi pelanggaran terhadap sebuah aturan. Aher pun mengajak kepada semua lapisan pemerintahan untuk merubah paradigma dan tidak menjadikan Satpol sebagai PNS "buangan", karena menurutnya hal itu merupakan paradigma yang sangat salah. "Kalau ada cara pandang yang salah dari masyarakat kita-termasuk dari PNS dan kepala daerah kita, yang menganggap Satpol PP adalah PNS "buangan", itu adalah sebuah anggapan dan paradigma yang sangat salah. Yang benar adalah Satpol PP seharusnya hadir sebagai ASN atau PNS pilihan", ujar Aher. Acara ini juga turut dihadiri Dirjen Pemerintahan Umum Kemendagri RI, Kasatpol PP Jabar, dan Kasatpol PP Provinsi dan Kabupten/Kota se-Indonesia.(*)
Read in browser » Recent Articles:
| |
Posting Komentar