By redaksi pasberitacom on Feb 07, 2015 01:21 pm PASBERITA.com - Push up 11 kali, Sit up 11 kali, dan Scot jump 11 kali. Itulah yang dilakukan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dalam pengukuhannya sebagai Dewan Penasihat Bandung Karate Club (BKC), di Aula Gedung Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jabar, Sabtu (07/02).
Dalam sambutannya Aher menuturkan, Olahraga Karate tidak hanya terkait dengan prestasi, tetapi juga keselamatan diri. Menurutnya, olahraga beladiri juga dapat memberikan dampak yang positif, seperti menumbuhkan kepercayaan diri dan kewibawaan.
"Beladiri bukan untuk kesombongan, tapi dapat menjadi skill dalam menumbuhkan kewibawaan dan kepercayaan diri", ujar Aher dalam sambutannya.
Sebagaimana siaran pers yang diterima pasberita.com, Aher berinisiatif untuk memperbanyak cabang-cabang BKC dan ingin menyebarluaskan beladiri hingga ke desa-desa.
"Saya bangga akan BKC, jadi sangatlah wajar bila saya ingin beladiri lebih diterapkan pada masyarakat," tegas Aher.
"Ajarkan di pesantren, sekolah, dan perbanyak lagi cabang-cabang BKC di Jabar," lanjutnya.
Pengukuhan ini dihadiri para ketua dan pengurus dari 20 cabang BKC. Hadir pula Ketua Dewan Guru BKC Iwa Rahardian Arsanata, Ketua Umum PB BKC Agus Santoso, Ketua Umum FORKI Jabar Ogi Gianto. (*)
Read in browser » By Rie on Feb 07, 2015 01:08 pm PASBERITA.com - Sosok Irwasum Mabes Polri Komjen (Pol) Dwi Priyatno dinilai Low Profile dan tidak masuk dalam daftar kepemilikan rekening gendut. Oleh karena itu, Solidaritas Masyarakat untuk Supremasi Hukum (SMASH) meminta Dwi Priyatno untuk dipertimbangkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon Kapolri, pasca penetapan calon tunggal Kapolri Budi Gunawan sebagai tersangka Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Komjen Dwi Priyatno merupakan salah satu Perwira Tinggi Polri yang dekat dengan Masyarakat. Dengan Sosoknya yang Low Profile, berintelektual dan pastinya bersih dari transaksi mencurigakan ataupun kepemilikan rekening yang tidak wajar dimana bisa di telusuri baik di PPATK maupun KPK," ujar Koordinator SMASH Heru Purwoko dalam siaran pers yang diterima pasberita.com, Sabtu (6/2/2015).
Sepanjang karier di kepolisian, lanjut Heru, Komjen Dwi Priyatno sama Sekali tidak pernah terkait dalam kasus pelanggaran yang mencoreng Korpsnya . "Sangatlah tepat bila Kompolnas Merekomendasikan namanya kepada Presiden RI sebagai Calon Kapolri. Dari nama-nama Jenderal bintang 3 yang direkomendasi Kompolnas menjadi Kapolri menggantikan BG.
Disamping itu, jelas Heru, pengalaman yang dimiliki Komjen Dwi Priyatno di kepolisian tidak diragukan. "Bila nama Komjen Dwi Priyatno diajukan Presiden ke DPR sebagai Kapolri bisa dipastikan seluruh Fraksi di DPR RI akan kompak nendukung dan masyarakat pun akan menerimanya. Kami sangat yakin Komjen Dwi Priyatno dapat menjalankan kepercayaan yang diberikan sebagai Kapolri dengan Sebaik-baiknya," ungkap Heru.
Selain itu, Komjen Dwi Priyatno juga dinilai mampu menjadikan Polri semakin profesional, selalu dekat dengan masyarakat dan dapat menciptakan keamanan dan ketertiban yang Kondusif di tanah air.
Berikut adalah profile singkat Komjen Pol Drs. Dwi Priyatno:
Setelah lulus dari Akpol pada 1982, Komjend Pol Drs. Dwi Priyatno mengawali karier di kepolisian sebagai Kapolsektif Jatibarang, Indramayu, Jabar. Kemudian ia menduduki berbagai posisi di wilayah hukum Jawa Timur. Sempat menjadi Sesdit Lantas Polda Kalteng, Priyatno diberi mandat untuk menjadi Atase kepolisian KBRI Malaysia.
Selanjutnya, Dwi kembali ke Indonesia menjadi Dir Lantas Polda Kalbar, dan jabatan-jabatan di Mabes Polri hingga 2013. Ia menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya mulai 18 Maret 2014. Ia menjadi suksesor Irjen Pol Putut Eko Bayuseno yang ditarik Kapolri Jenderal Sutarman ke posisi barunya sebagai Kepala Badan Pemeliharaan dan Keamanan Mabes Polri.
Sebelum menjabat Kapolda Metro Jaya, Komjen ( Pol) Dwi Priyatno merupakan Kapolda Jawa Tengah. bertugas sejak 12 Juni 2013-18 Maret 2014. Selain itu, Dwi juga pernah dua kali ditugaskan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Berbagai tanda jasa pun telah diterima Komjen Dwi Priyatno diantaranya Satya Lencana Kesetiaan selama 8 tahun hingga 24 tahun, Satya Lencana Pengabdian 32 tahun, Satya Lencana Bintang Bhayangkara Nararya, Satya Lencana Dwidja Sistha, Satya Lencana Karya Bhakti, Satya Lencana Santi Dharma, dan Satya Lencana UN Mission.(*)
Read in browser » By Rie on Feb 07, 2015 11:51 am PASBERITA.com - Jawa Barat merupakan daerah yang kaya akan budaya ataupun sumberdaya alamnya. Hal ini membuat Didi Petet selaku Ketua Penyelenggara Indonesia Paviliun untuk mengangkat kreatifitas masyarakat serta tradisi pangan serta sumber daya energinya untuk tampil di Expo Milano 2015. Hal ini diungkapkan Didi Petet usai menemui Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, bersama tim Koperasi Pelestari Budaya Nusantara di Rumah Dinas Wagub, Jum'at (06/02). Menurut Didi, Expo ini merupakan ajang bergengsi internasional yang terbesar setelah Piala Dunia dan Olimpiade karena sebanyak 147 negara ikut serta dalam acara ini. Selain itu expo dengan are seluas 110 hektar ini akan diadakan di Kota Milan, Itali dan berlangsung selama 6 bulan, dari tanggal 1 Mei – 31 Oktober 2015. Sehingga ini bisa sebagai ajang yang tepat mengenalkan Indonesia pada dunia, termasuk Jawa Barat. "Jadi expo ini ajang tempat kita bersama-sama negara lain untuk memberitahukan siapa Negara Indonesia. Nah ini kami minta semua dari siapapun yang hebat-hebat di Indonesia ini untuk hadir disana. Ini lho Indonesia sekarang. Nah saya tahu kan Jawa Barat tempat kreativitas yang sangat luar biasa," tutur Didi Petet. Didi juga menambahkan tema yang diangkat dalam Expo lima tahunan ini, mengusung tema Feeding Planet Energy for life atau pangan dan energi untuk kehidupan ini sangat cocok dengan status Jawa Barat yang merupakan lumbung padi Nasional ini. "Jawa barat tempat ruang kreatif yang bagus sekali. Kemudian Jawa Barat adalah tempat yang indah sekali dan semunya pangan dan sebagainya, seperti mungkin kita akan angkat dari kehebatan-kehebatan dari Jawa Barat, soal bagaimana merawat padi, bagaiman merawat pangan dan sebagainya. Karena tema besarnya ini adalah Feeding planet Energy for life. Jadi tema besar itu kita mengangkat bahwa Indonesia adalah stage of the world. Artinya kita punya semuanya. Dari Sabang sampai Merauke kita punya semuanya. Dan jawa barat akan menjadi salah satu perwakilannya," tambah Didi. Selain itu Didi juga akan berencana memfilmkan Desa Ciptagelar yang merupakan salah satu desa adat di Jawa Barat yang telah berhasil menjaga kearifan lokalnya selama ini sehinga bisa mengelola pangan dengan bijak. "Desa Ciptagelar itu kan hebat sekali. Itu akan kita film kan dan bawa kesana. Kalau perlu kita bawa Abah Uwi nya, untuk bercerita. Dia bercerita tentang lingkungannya yang sudah puluhan tahun, ratusan tahun itu bisa menjaga kearifan lokalnya itu yang luar biasa," ujar Didi. Menanggapi hal tersebut Deddy Mizwar sangat mengapresiasi ajak kerjasama tersebut. Karena menurutnya Jawa Barat mempunyai potensi yang sangat besar dari sisi Seni, Budaya, Kreatifitas, Pangan sampai Sumber Daya Energi. Dan mengenai kehadiran Jawa Barat di ajang bergengsi ini menurut Deddy akan diusahakan dengan anggaran yang ada atau menghimpun dana perusahan sebagai bentuk tanggung jawa sosial perusahaan, atau CSR. "Apakah selain seni, budaya tetapi juga mesti pangan, ekonomi kreatif lainnya. Barangkali juga angklung yang sangat masal. Kita coba lagi buat sesuai dengan anggaran yang ada. sumbernya dari mana, barangkali dari dekon, dekonsentrasi dari pusat atau menggalang beberapa pengusaha untuk CSR. Sebab ini ada seni, budaya dan pangan dan juga barangkali kalau bicara energy disini pusatnya geothermal. Maka saya kira Chevron atau Star Energy mungkin penting untuk ikut. Karena Jawa Barat ini punya semua," pungkas Deddy. (*)
Read in browser » By Rie on Feb 07, 2015 09:53 am PASBERITA.com - Tahun 2015 setiap desa akan menerima alokasi dana desa rata-rata sebesar Rp 750 juta yang berasal dari pemerintah pusat yang disalurkan melalui dana desa serta alokasi dana desa rutin dari anggaran pendapatan belanja daerah provinsi dan kabupaten/kota. Hal itu disampaikan oleh Anggota Komisi II DPR RI Saduddin seusai rapat kerja Komisi II DPR dengan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Marwan Jafar, di gedung DPR RI Senayan, Jakarta, Jumat (6/2).
"Tiap desa rata-rata akan menerima dana Rp 750 juta itu merupakan gabungan dana desa yang bersumber dari tiga anggaran, yakni dana dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota seperti yang selama ini sudah berjalan di daerah," ungkap Saduddin. Saduddin menjelaskan, dana desa yang berasal dari anggaran pemerintah pusat berkisar Rp 240 juta. Anggaran ini bervariasi besarannya, jadi tidak sama semua desa, sesuai empat indikator yang telah ditentukan oleh Kementerian Desa PDTT. Keempat indiakator tersebut adalah jumlah penduduk, luas wilayah, tingkat kemiskinan, dan letak geografis. "Anggaran per desa itu nantinya akan digunakan untuk Badan Usaha Milik Desa (BumDes). Tujuannya tentu untuk mempercepat sektor perekonomian di pedesaan. Sebelum desa menerima dana ini, kepala desa dan perangkatnya bakal didampingi oleh fasilitator dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)," lanjut Saduddin. Selain itu, politisi PKS ini menyatakan bahwa penyaluran dana desa ini langsung kepada Kepala Desa sebagai kuasa pengguna anggaran langsung atas dana ini. Dengan demikian, pengelolaan dan penyerapan dana tersebut sepenuhnya menjadi tanggangjawab para Kepala Desa. "Sebagai kuasa pengguna anggaran, nantinya kepala desa bakal diaudit langsung oleh Badan Pemeriksa Keuangan," pungkas Saduddin. (*)
Read in browser » By Dedi Mustofa on Feb 07, 2015 09:14 am PASBERITA.com - Menteri Perdagangan dan Industri Suriname Raymond Sapoen mengatakan kepada wartawan BBC Indonesia, Endang Nurdin, ia mencalonkan diri sebagai presiden Suriname untuk pemilihan yang akan berlangsung tanggal 25 Mei 2015. Raymond Sapoen yang berasal dari Banyumas, Jawa Tengah ini mengaku akan melacak lebih lanjut tentang leluhurnya di Banyumas. "Saya adalah generasi ketiga. Saya punya catatan tentang leluhur saya, namun yang pasti adalah mereka berasal dari Banyumas," kata Raymond dalam percakapan telepon dari Paramaribo, Suriname pukul 20.00 waktu setempat atau Jumat (06/02) 06.00 WIB. "Saya tidak tahu persis apakah masih ada saudara, saya tidak punya kontak, saya perlu riset lagi," tambah Raymond dalam campuran bahasa Jawa dan Inggris. "Aku tinggal di Suriname, anakku telu, lanang....Aku arep dadi presiden Republik Suriname, partaiku jenengane Pertjaja Luhur (anak saya tiga, saya mencalonkan diri jadi presiden dari Partai Pertjaja Luhur)," kata Raymond memastikan soal pencalonannya. Raymond mengaku, walaupun sudah tiga generasi tinggal di Suriname, ia mengatakan tetap menggunakan bahasa Jawa dengan orang tua dan juga anak-anaknya. "Kami tidak menggunakan bahasa Indonesia, namun bahasa Jawa. Orang tua saya bicara bahasa Jawa. Anak-anak saya dalam pendidikannya menggunakan bahasa Belanda, namun di rumah kami berbahasa Jawa," katanya. "Ini budaya kami, kebiasaan kami, dan kami harus merangkulnya karena bagian dari identitas kami," katanya lagi. Raymond Sapoen mengatakan akan mengirimkan kepada BBC Indonesia catatan silsilah keluarganya yang berasal dari Banyumas. Raymond menjadi menteri perdagangan dan industri dari 2012 sampai akhir 2014 dan menjadi menteri pendidikan pada 2010 dan 2012.(*)
Read in browser » By Dedi Mustofa on Feb 07, 2015 08:20 am PASBERITA.com - Pengamat politik dari Universitas Andalas, Asrinaldi memperkirakan empat hingga lima pasang calon gubernur akan bertarung dalam Pilgub Sumatera Barat (Sumbar) mendatang. Ini disebabkan raihan kursi di DPRD Sumbar, nyaris hampir sama di beberapa partai besar. Artinya, partai besar ini sudah mengantongi setengah dari syarat pencalonan dari 20 persen kursi atau sekitar 13 kursi. Pada Pileg lalu, Golkar menjadi pemenang dengan meraih 9 kursi, Demokrat (8 kursi), Gerindra (8 kursi), PAN (8 kursi), PPP (8 kursi), PKS (7 kursi), Nasdem (6 kursi), Hanura (5 kursi), PDI P (4 kursi) dan PKB serta PBB masing-masing dapat satu kursi. "Sementara jika ada calon yang menggunakan jalur independen ini akan sangat berat. Jika ada, maka sangat dibutuhkan usaha yang cukup keras dan modal yang cukup besar," kata Asrinaldi, Kamis (5/2) lalu. Sementara itu, jika melihat komposisi perolehan kursi ini, tentunya partai besar bersiap-siap memenuhi syarat pencalonan. Jika sebelumnya, PAN (8 kursi) dan PPP (8 kursi) sudah mulai mengambil ancang-ancang bergabung, maka keduanya bisa meraih satu tiket pencalonan dan masih menyisakan tiga kursi berlebih. Golkar yang meraih 9 kursi harus mencari empat tambahan lagi. Begitu juga dengan Gerindra maupun Demokrat yang sama-sama memiliki 8 kursi. Namun, untuk koalisi ini, menurut Asrinaldi, partai di daerah tidak akan terpengaruh dengan Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang berada di pusat. Pasalnya, dalam beberapa pemilihan gubernur Sumbar, figur lebih menonjol. "Partai bisa mengingkari tradisi yang berlangsung di pusat," ucap Asrinaldi. Terkait figur ini, Asrinaldi melihat beberapa partai mengalami kesulitan menentukan figur dari internal. Hal ini semakin jelas terbukti, ketika partai memberanikan diri membuka pendaftaran balon kada di awal. Asrinaldi melihat Nasdem, Demokrat termasuk partai yang kesulitan mendapatkan figur. Berbeda dengan Golkar yang kelebihan calon. "Nasdem menjadi partai pertama yang membuka pendaftaran. Ini menjadikan Nasdem, partai yang diidolakan saat ini," ucapnya. Digandrunginya Nasdem oleh sejumlah calon, tidak hanya di provinsi maupun kabupaten/kota, menurut Asrinaldi bukan tanpa alasan. Nasdem ternyata sudah memiliki setengah dari persyaratan untuk meraih satu tiket calon gubernur dengan memiliki enam kursi di DPRD Sumbar. Artinya, ini membuka peluang kepada partai lain untuk melabuhkan diri. Kemudian, karena menjadi partai yang membuka pendaftaran pertama, semua calon melirik ini sebagai kesempatan yang bagus. Untuk figur, Asrinaldi melihat yang mengemuka saat ini adalah Irwan Prayitno, Hendra Irwan Rahim, Muslim Kasim, Shadiq Pasadigoe, Epyardi Asda dan Syamsu Rahim. "Nama-nama ini akan mengerucut menyisakan tiga atau empat calon saja," terang Asrinaldi. Terpisah, pengamat politik Universitas Negeri Padang Nora Eka Putri melihat, partai besar yang berada di etalase lima pertama pemenang di Sumbar, bisa saja mengusung calon masing-masing. Namun, yang menjadi catatan, ia melihat ke depan partai bisa menawarkan paket-paket calon yang menampilkan wajah baru. Artinya, akan ada tokoh baru atau tokoh muda. "Saat ini, dalam spanduk yang terpasang, masih didominasi muka lama. Wajah baru sempat hadir, tapi menghilang kembali. Masyarakat bisa saja merasa bosan dengan wajah lama dan menginginkan wajah baru," ucap Nora. Untuk koalisi saat ini masih belum terlihat dengan jelas. Peta politik nasional, PDIP yang diporak-porandakan, kisruh KPK-Polri membuat calon berpikir dua kali, apa yang akan terjadi setelah ini. Sementara itu, hingga kini sejumlah partai belum semuanya mengungkap calon gubernur dan arah koalisi. Ketua DPD PDI Perjuangan Sumbar Alex Indra Lukman menyatakan hingga kini ia masih berkeyakinan KIH akan solid mengusung calon gubernur. Hal serupa juga sudah mulai terlihat di beberapa daerah, dengan dideklarasikannya KIH untuk mengusung calon bupati. Sementara untuk siapa yang akan diusung, masih menjadi tanda tanya. Meskipun nama Ketua DPD Hanura Sumbar Marlis disebut-sebut ambil bagian dalam pencalonan. "Penjajakan masih berlangsung, soal nama masih rahasia," kata Marlis ketika dihubungi harianhaluan.com. Soal koalisi dan calon, Demokrat pun tampak masih merahasiakan. Mulyadi, sebagai kader yang disebut bakal diusung partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono, masih belum memberi kepastian terhadap hal itu. Kemudian, PPP dan PAN sedikit memulai langkah maju. Ketua DPP PPP Epyardi Asda berharap dengan pendaftarannya di PAN, bisa menjadi pendaftaran pertama dan terakhir bagi PAN. "PAN delapan dan PPP delapan cocoklah," ucap Epyardi Asda sewaktu mendaftar ke PAN.(*)
Read in browser » By Dedi Mustofa on Feb 06, 2015 09:55 pm PASBERITA.com - Anggota Komisi X DPR RI Surahman Hidayat mengatakan pemerintah khususnya Kemendikbud harus segera membuat regulasi tentang standar jajanan bagi siswa dan siswi di Sekolah. Menurut Surahman, regulasi ini berfungsi untuk melindungi siswa dan siswi dari makanan jajanan yang membahayakan. "Saat ini tidak ada pengawasan yang ketat terhadap jajanan bagi siswa dan siswi di sekolah, sehingga kejadian keracunan akibat mengkonsumsi jajanan kerap kali terjadi," ungkap Surahman dalam siaran persnya, Jumat (6/2/2015). Dia juga mengatakan, sistem pendidikan nasional jangan hanya berkonsentrasi pada metodologi belajar dan mengajar, tetapi harus juga memperhatikan lingkungan pendidikan. "Perhatian kepada kualitas jajanan di sekitar sekolah harus juga diperhatikan oleh pengelola lembaga pendidikan. Masalah ini akan saya sampaikan kepada pihak Kemendikbud pada agenda rapat kerja berikutnya," tegas Surahman yang juga Ketua MKD DPR RI ini. Dia mengharapkan kasus keracunan akibat jajanan di sekolah ini jangan sampai berulang lagi. "Jiwa generasi penerus bangsa, harus dilindungi, sebab yang di butuhkan oleh mereka tidak hanya pada aspek intelektual saja, tetapi kesehatan jasmaninya juga perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah," pungkasnya. Seperti yang diberitakan sebelumnya, sebanyak 117 Siswa SDN 2 Cigantang Tasikmalaya, Jawa Barat, keracunan jajanan sekolah. Penjelasan dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Cecep Zainal Kholis, 117 siswa SD Negeri 2 Cigantang, Kecamatan Mangkubumi itu sebagian sudah dipulangkan atau rawat jalan. Sementara yang masih dirawat, sebanyak 22 siswa di Pukskesmas dan enam siswa dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Sukardjo Tasikmalaya pada Kamis (5/2/2015).(*)
Read in browser » By Rie on Feb 06, 2015 07:00 pm PASBERITA.com - Paradigma pelestarian budaya saat ini harus mulai diubah. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar usai menemui Padepokan Seni Jamparing Parikesit dari Jatinangor, Jum'at (06/02) di Rumah Dinas Wagub. Menurut Deddy, untuk melestarikan budaya tradisi bukan dengan hanya memberikan bantuan finansial semata melainkan dengan memfasilitasi dengan pembuatan padepokan atau membuat kantung-kantung seni tradisi budaya yang khas. Sehingga masyarakat bisa dengan mudah untuk menyaksikan atau ikut berlatih. Dengan sendirinya suatu seni budaya tersebut bisa hidup dan lestari. "Setelah ada kegiatan terus ngapain?. Saya kira harus ada fasiltas dimana mereka bisa berlatih juga sekaligus tempat mengadakan pertunjukan. Kemudian kantong-kantong budayanya harus tumbuh. Bisa jadi satu kabupaten yang khasnya itu yang masih hidup dan dikelola oleh komunitasnya mungkin cuma satu. Nah itu harus kita subsidi memfasilitasi secara fisiknya. Supaya masyarakat yang mau melihat bisa atau mempunyai fasilitas yang khusus untuk berlatih yang memadai. Jadi kita bisa tinggalkan slogan lestarikan seni budaya sebetulnya. Tetapi dia bisa hidup dengan sendirinya, oleh masyarakatnya sendiri, " ujar Deddy. "Nah sekarang kalau tempat latihan saja nggak ada. Kegiatan juga nunggu dipanggil aja. Kalau orang mau datang melihat engga tahu kapan dan dimana bisa dilihat. Itu kurang sehat menurut saya," tambah Deddy. Deddy juga menambahkan bahwa tidak semua seniman atau sanggar seni mesti difasilitasi. Tetapi dipilih dari seni tradisi khas yang masih memiliki tokoh-tokoh yang tetap berkesenian sampai sekarang seperti keluarga (almh) Mimi Rasinah yang sampai sekarang tetap melestarikan seni tari topeng. "Nah kalau ini sanggar yang dihidupkan karena difasilitasi karena tokoh-tokohnya masih hidup. Dan dia masih punya kreatifitas. Ini yang harusnya difasilitasi, tidak semua. Kan terkadang ada juga kan yang penting hanya berkesenian, nah kalau yang itu engga penting. Tetapi bagaimana seni-seni tradisional yang paripurna ini dari sebuah nilai filosofi yang ada yang sekarang masih hidup yang harus di fasilitasi," tutur Deddy. Kemudian Deddy juga menambahkan pentingnya event-event budaya. Karena bisa memancing terangkat kembali atau minimalnua bisa mendokumentasikan seni tradisi yang sudah punah. "Yang lain yang sudah tinggal kabarnya tinggal cari dokumentasinya. Itu sebabnya mesti ada event-event kebudayaan. Barangkali seni tradisi tadi muncul disana. Dikenalkan kembali di sana. Ada dokumentasinya di sana. Seperti kemarin di Keraton Kanoman itu tari tertentu dari keraton, itu mungkin penarinya sudah tidak ada yang bisa menarikan. Mungkin ada sesepuhnya yang mengajari kembali. Tapi kita langsung angkat pada international event, dan paling tidak kita punya dokumentasinya. Itulah sebabnya perlu ada international event atau event-event kebudayaan," pungkas Deddy. (*)
Read in browser » By Rie on Feb 06, 2015 06:23 pm PASBERITA.com - Untuk kedua kalinya, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar melakukan sidak pada truk-truk pembawa pasir besi di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Kamis (05/02). Pada sidak yang bersamaan dengan operasi pemeriksaan kelengkapan truk ini terjaring 18 unit truk yang ditindak, dengan barang bukti 5 Surat Izin Mengemudi (SIM), 5 unit kendaraan, dan 8 Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK). Selain itu, ditemukan juga beberapa supir truk yang masih dibawah umur. Diky (15) salah satunya. Ia mengaku putus sekolah dan belajar mengandarai kendaraan besar ini sejak usia 11 tahun, demi mendapatkan upah sebesar 30.000 sampai 100.000 rupiah per harinya, dengan menyupir truk pengangkut pasir dan batu ini. Menanggapi hal tersebut, Deddy mengungkapkan ini adalah kejahatan berlapis, karena selain tidak jelasnya kelegalan penambangan juga melibatkan eksploitasi anak di bawah umur. Untuk itu, Deddy mengatakan akan kembali melakukan sidak hingga ke tempat penambangan. "Kemungkinan kita akan beberapa kali lagi melakukan operasi ini," tegas Deddy. "Kita ingin memeriksa kendaraan-kendaraan yang suratnya tidak dilengkapi dan tidak memenuhi peraturan tonase. Belum lagi ini ada eksploitasi anak di bawa umur," lanjutnya. Deddy menegaskan, Pemerintah akan membuat portal yang dijaga pihak berwenang, seperti aparat Kepolisian, Polisi Militer Kodam (Pomdam), dan Komando Rayon Militer (Koramil), untuk mencegah kendaraan dengan tonase berlebih. "Kemungkinan (pembuatan portal) di bulan Februari ini, jika bisa dipercepat, akan dipercepat lagi," ungkap Deddy. (*)
Read in browser » Recent Articles:
| |
Posting Komentar