| | By Dedi Mustofa on May 17, 2015 10:51 am PASBERITA.com - Percaturan global sekarang berbeda dengan pada zaman perang dingin, ada 3 bentuk perang baru yang sedang mengancam Indonesia. Hal itu disampaikan oleh pengamat inteljen dan kemanan internasional Soeripto saat berbicara dalam Tasyakuran Milad Pusat Advokasi Hukum dan HAM (PAHAM) Indonesia yang ke 16, Jumat (15/5/2015). Soeripto menjelaskan bahwa tiga bentuk perang tersebut adalah perang sumberdaya alam, perang mata uang dan perang cyber. "Dua pihak yang menonjol dalam perang sumber daya alam adalah antara Amerika dan China. Percaturan di Indonesia sangat terasa, terutama dalam akses sumber daya alam. Hal ini harus diantisipasi dengan baik, karenanya tata kelola sumber daya alam harus benar-benar untuk kepentingan masyarakat. Lembaga advokasi sosial seperti PAHAM ini harus bisa mengawal kepentingan publik tersebut," ujar mantan sekretaris jendral Kementerian Kehutanan tersebut. Selanjutnya adalah bentuk perang mata uang atau yang disebut dengan currency war. "Jenis perang ini juga tak boleh diremehkan, karena berkaitan langsung dengan ketahanan perekonomian Indonesia. Nilai mata uang kita sekarang semakin merosot, ini pertanda kita kalah strategi. Bisa jadi kita kalah perang untuk saat ini," papar salah satu Dewan Pembina PAHAM Indonesia tersebut. Ketiga adalah perang dunia maya (cyber war), yang dilakukan melalui jaringan internet. "Perang ini sangat luar biasa pengaruhnya, suatu bangsa yang diserang oleh cyber war akan bisa lumpuh. Contohnya pada perang teluk mengapa Irak cepat menyerah, hal ini terjadi karena AS bisa melumpuhkan seluruh jaringan komunikasi Irak. Sehingga jaringan pertahannya macet, dan tidak jalan. Pada tahap ini, serangan melalui cyber akan dilakukan terlebih dahulu barulah kemudian dilakukan serangan melalui kekuatan militer," papar pengaman inteljen senior ini. Soeripto mengingatkan agar tiga hal ini diwaspadai untuk menjaga pertahanan negara. "Sayang pemerintah Indonesia masih kurang mewaspadai ketiga hal ini, justru yang diwaspadai hanya isu-isu pinggiran," pungkas aktifis kemanusiaan tersebut.(*)
Read in browser » By Arif A on May 16, 2015 10:42 pm PASBERITA.com - Gempa susulan berkekuatan 5,7 Skala Richter menghajar lagi Nepal hari ini (16/05), tepatnya sekitar 76 km arah timur teggara ibu kota Kathmandu. Menurut Survei Geologi AS (USGS), pusat gempa bumi berada di kedalaman 10 km. 25 April lalu, gempa bumi berkekuatan 7,8 Skala Richter menerjang negeri dan telah merenggut lebih dari 8.000 nyawa manusia. Gempa bumi dahsyat itu kemudian disusul oleh rangkaian gempa susulan yang masih terjadi sampai sekarang, demikian dikutip Antara dari Reuters. (*)
Read in browser » By Rie on May 16, 2015 03:52 pm PASBERITA.com - Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Riyadhus Solihin, ustadz Mursalin terkagum dan memuji penampilan santriwan-santriwati Kampung Quran Cikarang (KQC) dalam acara Tabligh Akbar memperingati lsra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Hal itu disampaikan saat anak-anak KQC turun dari panggung. "Bagus sekali cara menghafal metode ini pak, saya nitip anak-anak ya," ungkap ustadz Mursalin kepada pembimbing di masjid Riyadhus Solihin, Jalan Cisanggiri RW 09 Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi, Sabtu (16/05). Diketahui, santri KQC membawakan Quran Surat Al-Fatihah, Al-Balad 1-20 dan Al-Waqiah 1-26 dengan metode Menghafal Alqur'an Semudah Tersenyum (MASTER). Sementara itu, pembimbing MASTER, Samidi menjelaskan bahwa KQC atau bisa disebut Komunitas Penghafal Al-Qur'an (KOMPAQ) diketuai oleh Ery Prasetyo dan memiliki beberapa markas di daerah Cikarang. Ada di Perumahan Graha Asri, BCL dan Cikarang Baru. "Saat ini tak kurang 700 santri telah bergabung," ungkap Samidi. Lebih jauh, Samidi menjelaskan bahwa cita-cita itu bukanlah sebuah mimpi, bukan hanya angan-angan. Semua telah nampak d depan mata. "Mewujudkan Cikarang kota Al-Qur'an, menuju 1000 hufadz, menciptakan hafidz/hafidzoh adalah tujuan pertama di dirikannya KQC KOMPAQ," tutup Samidi. (*)
PASBERITA.com | Klik Download Aplikasi Android Read in browser » Recent Articles:
| | | | | |
Posting Komentar