Berita terkini

Pengamat: Sistem Politik PDIP tidak Sehat

By Dedi Mustofa on May 02, 2015 12:24 pm
PASBERITA.com - Pengamat Politik dari Universitas Indonesia, Nur Iman Subono mengatakan Sistem politik PDI Perjuangan (PDIP) sebagai partai pengusung Presiden Jokowi tidak sehat. Sebab, sebagai partai koalisi pemerintahan, PDIP justru secara frontal mengkritisi Presiden Jokowi.

Menurut Iman, PDIP sebagai partai pemenang Pemilu dan pengusung Presiden Jokowi di Pilpres 2014 justru berprilaku seperti oposisi. PDIP sebagai partai koalisi seharusnya tidak frontal mengkritisi Jokowi.

"Ini bukan politik seperti yang biasa kita lihat. Padahal di dalam sistem politik yang sehat, partai pengusung itu harus berusaha keras mempertahankan presidennya," kata Iman seperti dilansir inilah.com, Sabtu (2/5/2015).

Akibatnya, kata Iman, Presiden Jokowi tidak bisa leluasa dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala negara. Sebab, Jokowi terhambat dengan intervensi PDIP sebagai partai pengusung.

"Mimpi Jokowi yang ingin membangun kabinet itu tidak bisa karena tidak punya akar di partai. Secara real politik, Pak Jokowi ini kan bukan orang partai politik," tegasnya.(*)




 
Read in browser »
share on Twitter Like Pengamat: Sistem Politik PDIP tidak Sehat on Facebook

DPR Khawatirkan Penangkapan Novel Ganggu Kinerja KPK

By Dedi Mustofa on May 02, 2015 11:55 am
PASBERITA.com - Komisi III DPR meminta Polri memperhatikan beberapa pertimbangan terkait penangkapan dan penahanan atas seorang penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan. Penangkapan itu dikhawatirkan mengganggu kerja KPK.

"Kalau penjelasan Polri penangkapan karena ada ancaman kedaluwarsa, ini perlu dipahami," kata anggota Komisi III DPR, Arsul Sani, dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (2/5/2015) seperti dilansir vivanews. 

Arsul menyarankan polisi mempertimbangkan penangkapan dan penahanan Novel, dengan tiga ukuran yang perlu dilihat yaitu kemungkinan tersangka mengulangi perbuatannya.

Kedua apakah ada kemungkinan melarikan diri, ketika penghilangan barang bukti. "Saya melihat aspek intersubjektif tidak terlihat, maka (Novel) tidak perlu ditahan," kata politisi PPP itu.

Arsul menyebut penahanan Novel mengganggu berbagai pihak, termasuk kerja KPK. "Kalau penahanan dilanjutkan, ada kepentingan yang terganggu. Emosi masyarakat teraduk-aduk dan mengganggu kinerja KPK," katanya.(*)




 
Read in browser »
share on Twitter Like DPR Khawatirkan Penangkapan Novel Ganggu Kinerja KPK on Facebook

Google Turut Rayakan Hari Pendidikan Nasional

By Dedi Mustofa on May 02, 2015 11:49 am
PASBERITA.comJika Anda mengakses Google hari ini (2/5/2015), Anda akan langsung disambut oleh sebuah Google Doodle yang menampilkan sosok Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara tulis laman inilah.com.

Ya, raksasa mesin pencari internet asal AS itu turut merayakan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati oleh segenap rakyat Indonesia setiap tanggal 2 Mei.

Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1889 dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Semasa hidupnya, ia dikenal sebagai aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda.

Pada tahun 1922, ia mendirikan Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.

Saat genap berusia 40 tahun (menurut hitungan penanggalan Jawa), ia mengganti namanya menjadi Ki Hajar Dewantara. Ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun jiwa.

Setelah kemerdekaan Indonesia, Presiden Soekarno mengangkat Ki Hajar Dewantara sebagai Menteri Pendidikan Nasional pertama yang ketika itu bernama Menteri Pengajaran.

Ki Hajar Dewantara wafat di Yogyakarta pada 26 April 1959 dalam usia 69 tahun. Atas jasa-jasanya dalam merintis pendidikan umum, ia pun dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional sekaligus Bapak Pendidikan Nasional Indonesia.

Tak hanya itu, Presiden Soekarno pun menjadikan hari kelahiran Ki Hajar Dewantara (2 Mei) sebagai Hari Pendidikan Nasional, berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI no. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959.(*)




 
Read in browser »
share on Twitter Like Google Turut Rayakan Hari Pendidikan Nasional  on Facebook

IPW Sayangkan Intervensi Jokowi Dalam Kasus Novel

By Dedi Mustofa on May 02, 2015 11:36 am
PASBERITA.comIndonesia Police Watch (IPW) menyayangkan sikap Presiden Joko Widodo yang dinilai telah melakukan intervensi, lantaran Jokowi meminta Polri untuk tidak melakukan penahanan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, dalam perkara dugaan tindak pidana penganiayaan terhadap seorang pencuri sarang burung walet.

Penegasan tersebut disampaikan Ketua Presidium IPW Neta S Pane di Jakarta, Sabtu (2/5/2015) seperti dilansir bisnis.com.

"IPW menyayangkan intervensi terbuka yang telah dipertontonkan Jokowi yang terang-terangan meminta Polri agar tidak menahan Novel," tuturnya.

Neta meyakini bahwa alasan Bareskrim Polri, telah melakukan penangkapan dan penahanan terhadap Novel Baswedan, dikarenakan Novel Baswedan tidak kooperatif dengan tidak memenuhi panggilan dari tim penyidik Bareskrim Polri sebanyak dua kali. Karena itu menurut Neta wajar jika Bareskrim Polri melakukan penangkapan terhadap Novel.

"Padahal Novel sebagai aparat penegak hukum, tidak bersikap kooperatif dan sudah dua kali dipanggil tapi tidak muncul untuk menjalani pemeriksaan di Bareskrim Polri," kata Neta.

Menurut Neta, intervensi Presiden Jokowi yang meminta Bareskrim Polri untuk tidak menahan Novel Baswedan, dapat membuat kepastian hukum di Indonesia dan profesionalitas Polri terganggu dalam menegakkan hukum. Padahal menurut Neta, Presiden Jokowi dapat meminta Novel mengajukan praperadilan jika penangkapan dan penahanan terhadap dirinya dinilai tidak memenuhi prosedur.

"Intervensi terbuka yang dipertontonkan Presiden Jokowi dalam kasus Novel Baswedan akan membuat matinya kepastian hukum dan sekaligus membunuh profesionalisme Polri dalam melakukan penegakan hukum, terutama terhadap anggotanya yang diduga melakukan pelanggaran hukum," tukas Neta.(*)




 
Read in browser »
share on Twitter Like IPW Sayangkan Intervensi Jokowi Dalam Kasus Novel on Facebook

Hacker Indonesia Peringkat Pertama Terbanyak di Dunia

By Arif A on May 02, 2015 10:35 am

PASBERITA.comKetua Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) Rudi Lumanto memaparkan, Indonesia  adalah negara asal peretas terbanyak di dunia.

Indonesia menempati urutan pertama dengan presentase 38 persen, mengungguli Tiongkok yang hanya 33 persen, disusul Amerika Serikat 6,9 persen, Taiwan 2,5 persen, Turki 2,4 persen, India 2 persen, dan Rusia 1,7 persen.

Sementara itu, pakar teknologi informasi sekaligus Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Ilmu Komputer Richardus Eko Indrajit mengatakan, banyaknya pembobol di Indonesia karena kurangnya kontrol dari pemerintah, salah satunya banyaknya panduan tutorial cara menjadi peretas yang bisa dijumpai bebas di toko buku.

"Pernah ke toko buku enggak? coba lihat buku security, lebih banyak tentang cara menyerang apa bertahan? Isinya apa? langsung praktik. Ya udah dicoba, latihan," kata Eko dilansir Antara (30/04).

Menjadi peretas, kata Eko, sangat mudah dilakukan di Indonesia karena petunjuknya sangat detil.

"Lihat saja di buku-buku di Glodok itu, cara menjadi hacker mudah dan praktis tinggal enter-enter, tidak perlu mikir tidak perlu ngitung Matematika. Semua sudah full down menu, sudah ada users interface, gampang, orang enggak ngerti juga bisa menyerang," kata Rudi.

Selain itu, kecenderungan di Tanah Air, hacker melakukan serangan sebagai wujud protes.

"Sekarang anak muda kalau enggak seneng sama sesuatu gampang, sukanya nyerang lewat media digital, kalau dulu, kalau saya mukul orang, berantem, ditanya alasannya kenapa? Saya jawab karena orangnya sengak," papar Rudi.

"Kalau sekarang kan beda, kalau enggak suka  sama orang serang aja situsnya. Jadi serangan secara non fisik, coba lihat, Indonesia versus Malaysia final badminton, sebelum final sudah serang-serangan di media sosial. Kalau kita dulu ributnya pas suporternya ketemu," kata dia. 

Profesor Eko mengatakan, maraknya peretas di Indonesia tak lepas dari kian kritisnya anak muda Indonesia.

"Anak muda sekarang kan kritis-kritis, kalau dia tahu ada perusahaan yang keamanannya bolong, dia kirim surat. Suratnya tidak digubris, maka pikiran dia apa? Oh, berarti perusahaan ini sengaja menyembunyikan kekurangan dari pelanggan, lalu ditulis di media sosial, makanya direksi perusahaan kalau dapat surat begitu seharusnya malah merangkul," katanya.

Banyak peretas, kata Eko, yang saat ini penasihat keamanan di beberapa BUMN hingga perbankan. 

"Sebenarnya mereka tidak mau jadi hacker, jadi mereka cuma pengen kasih tahu ada lubang di tempat Anda, tolong diperhatikan. Hacker di Indonesia pintar-pintar, kenapa enggak dirangkul dan menjadi konsultan keamanan kan bisa jadi revenue."

"Jadi industri tersendiri karena filosofinya tidak akan ada orang lain yang akan melindungi negara ini selain orang Indonesia sendiri," kata Eko. (*)





 

Read in browser »
share on Twitter Like Hacker Indonesia Peringkat Pertama Terbanyak di Dunia on Facebook

Pengalaman Pertama Donatur Jadi Volunteer

By Rie on May 02, 2015 09:01 am
-Sebuah Curahan Hati-

Akhir-akhir ini mata saya sering dibuat berkaca-kaca. Jika mata saya sebelumnya memang tergolong sensitif dan sering merasa gatal dan basah saat lelah, saat ini basahnya bukan karena kelamaan melihat komputer. Mungkin sebagian orang yang melihat timeline facebook saya aktif lagi setelah berbulan-bulan vakum bisa menyimpulkan sekarang saya sedang terlibat dalam sebuah komunitas sosial bernama Indonesia Crowdfunder Association (ICA). Kalau dikira air mata itu karena rasa iba dan tak tega melihat bayi atau anak-anak yang sedang sakit, itu bisa dibilang wajar dan biasa. Dari awal memutuskan join di grup ini, jujur saja saya juga memutuskan untuk tidak terlibat langsung dengan bayi dan anak-anak tersebut. Sekali lagi alasan saya adalah mata saya yang sangat sensitif tadi alias gampang nangis hehehe... Malu kalau malah keluarga mereka yang justru menghibur saya hahaha..

Saya teringat dulu pernah mengunjungi sebuah yayasan dan rumah singgah untuk anak penderita kanker, dimana untuk masuk ke sana sudah pasti dilarang menangis. Yang ada sepanjang acara dada saya sampai sakit sesak napas menahan aliran air mata yang mau keluar, karena saya juga tidak mau 'diusir' dan mau ikut acara sampai habis. Yang membuat saya tambah sesak adalah ketika di sana, justru anak-anak itulah yang menghibur kami. Mereka beramai-ramai berjoget dengan diiringi lagu 'Tak Ada Logika' dari Agnes Monica. Kok pas banget, karena dulu itu lagu favorit saya hehehe..

Tuhan selalu punya cara untuk menyentuh hati manusia, seperti juga saya yang tak kuasa menolak takdir sore itu. Tanpa saya rencanakan sebelumnya saya terpaksa menunda jadwal pulang kantor dan mengambil arah ke RSCM, sebab sebuah pesan WhatsApp dari grup ICA mengabarkan Aulia mengalami pendarahan dan baru saja dilarikan ke RSCM. Memutar arah melalui kemacetan Jakarta pada jam pulang kantor adalah hal yang jarang saya lakukan, kecuali untuk suatu hal yang mendesak. Dan Aulia, nama yang asing, bukan bagian dari anggota keluarga saya, bukan juga anak kerabat saya, mendorong saya melakukan hal bodoh itu. Tapi, bukankah menolong tak pernah mengenal siapa dan kenapa? Sambil bimbang dan bertanya-tanya apa yang akan saya lakukan pada saat bertemu Aulia, saya tetap memacu mobil saya ke RSCM. Ah, 'mendampingi pasien', mungkin ini akan jadi kosakata baru yang akan saya akrabi dalam kehidupan saya kedepan. 

Aulia adalah balita penderita Aatresia Bilier, kelainan pada organ livernya membuat bayi kecil ini menderita. Pernah saya melihat fotonya di grup ICA, kulitnya menguning, bahkan kornea matanya pun tidak seputih pada orang normal pada umumnya. Selain warna kulitnya yang tak biasa, sepintas Aulia tampak normal. Tapi Atresia Bilier adalah salah satu penyakit mematikan. Tanpa penanganan yang cepat dan tepat bayi mungil ini terancam meninggal. 

Saat turun dari mobil tenggorokan saya langsung tercekat. Sampai akhirnya bertemu Aulia dan keluarganya. Saat itu Aulia sedang menangis lemah. Katanya karena lapar. Aulia diminta berpuasa sembari menguras pendarahannya. Terlihat kantong plastik yang berisi sedikit darah menggantung terhubung selang. Hampir saja air mata saya mulai menetes melihat keadaannya. Tiba-tiba di tengah tangisnya dia mengajak saya tertawa lebar. Berhenti menangis. Tertawa lagi. Sebenarnya itu justru membuat air mata saya tambah berebut ingin keluar. Terharu. Dengan kondisinya, balita sekecil itu masih bisa mengajak saya tertawa. Saat dokter datang memeriksa, Aulia juga mengajaknya tertawa. Ibunya pun cerita, saat perjalanan ke RSCM Aulia justru menepuk-nepuk ibunya yang menangis. Puji Gusti, kuat sekali Aulia. Lagi-lagi saya terkenang peristiwa di yayasan kanker dulu. Ditengah perasaan haru yang tak karuan, Aulia malah menghibur saya.

Lalu setelah kejadian itu, saya terlibat di penggalangan donasi untuk biaya operasi pengcangkokan hati Aulia. Lagi-lagi mata saya sering berkaca-kaca melihat mutasi rekening. Mohon maaf yang sebesar-besarnya, bukan bermaksud mengecilkan nilai nominal, tapi banyak donatur yang berdonasi dengan nilai Rp 15.000, Rp. 25.000. Justru dengan nilai tersebut saya sungguh terharu dan sangat berterima kasih, betapa hal tersebut benar-benar menunjukkan suatu niat yang kuat dan tulus ikhlas. Saya langsung tertampar rasanya. Kalau saja dari dulu saya lebih menghargai uang dan berdonasi sebesar apapun. Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit bukan? Dan bukannya penggalangan donasi seperti ini memang bersifat gotong royong?

Tetapi sekali lagi maaf, bukan bermaksud apa-apa, hal ini bukan dimaksudkan untuk mengecilkan nilai mereka yang berdonasi tenaga, pikiran, waktu untuk share dan meneruskan informasi ini kepada orang banyak. Justru kami sungguh membutuhkan Anda agar informasi-informasi penggalangan donasi oleh ICA dapat tersampaikan dan membuka kesempatan bagi orang banyak untuk berbuat kebaikan. Senang rasanya bisa bergabung dan melihat dengan mata kepala sendiri masih banyak orang yang peduli, bahkan kepada orang lain yang tidak punya hubungan apa-apa dengan mereka. Kenal pun tidak. Bahkan saya pernah baca juga tentang seorang Ibu yang berjualan kerupuk untuk pengobatan anaknya yang menderita hydrocephalus, berdonasi untuk seorang anak lain yang juga tengah sakit. Sungguh saya meyakini kita tidak akan kekurangan dengan berbagi.

Saya pernah baca tagline sebuah produk, 'Titik berikut setelah titik teratas, adalah kembali ke bumi...'
Yaa Tuhan, izinkan kami untuk terus berbagi... Aamiin.

*Ditulis oleh Arsanda Prawisda, pegawai OJK sekaligus donatur yang kini menjadi pengurus ICA

--------------------------###--------------------------

Sahabat kembali saya mengajak anda untuk bergotong-royong memikul beban keluarga Aulia untuk menanggung biaya operasi pencangkokan hati yang mencapai 1,2 Milyar rupiah. Total kekurangan dana yang dibutuhkan saat ini sebesar 800 'an juta rupiah. 

Jika ada 100 orang yang berhati mulia dan ikhlas membantu, maka setiap orang menanggung Rp. 8,000,000 untuk menyelamatkan Aulia


Jika ada 1000 orang yang berhati mulia dan ikhlas membantu, maka setiap orang menanggung Rp. 800,000 untuk menyelamatkan Aulia


Jika ada 10,000 orang yang berhati mulia dan ikhlas membantu, maka setiap orang menanggung Rp. 80,000 untuk menyelamatkan Aulia


Jika ada 100,000 orang yang berhati mulia dan ikhlas membantu, maka setiap orang HANYA menanggung Rp. 8,000 untuk menyelamatkan nyawa Aulia, seorang balita tunas bangsa!


Berdonasilah semampu anda, selanjutnya BAGIKAN pesan ini agar setiap orang berkesempatan beramal baik. 


Salurkan donasi anda melalui Indonesia Crowdfunder Association (ICA)

No. Rek. Bank Syariah Mandiri 7084618278 a.n. Agung Mahdi
No. Rek. BCA 6825126663 a.n. Arsanda Prawisda

Contact Person: 

0878-7076-0099 (Agung Mahdi)
0819-0568-6409 (Kiki Rosmayanti, Ibunda Aulia)
0878-8327-0916 (Kurniawan, Ayahanda Aulia)

Sangat disesalkan kami masih menggunakan rekening personal pengurus ICA untuk penggalangan donasi. Sepenuhnya kami lakukan sebab kebutuhan mendesak biaya operasi Aulia, sementara pengurusan akta yayasan terganjal proses administrasi yg memakan waktu. 

Kami tidak menggunakan rekening penerima manfaat langsung, agar apabila overfunding dapat langsung kami alihkan bagi pasien lain yang membutuhkan.
Setiap rupiah dari donasi yang terhimpun akan kami pertanggungjawabkan pengelolaannya baik di dunia, maupun di akherat. Terimakasih.

Pantau update perkembangan donasi melalui halaman facebook berikut:
https://www.facebook.com/agung.mahdi 

Salam hangat,


Agung Mahdi

Direktur Executive ICA




 
Read in browser »
share on Twitter Like Pengalaman Pertama Donatur Jadi Volunteer on Facebook

Kurikulum, Guru dan Revolusi Mental yang Dipaksakan

By Rie on May 02, 2015 08:41 am
PASBERITA.comHarapan entitas pendidikan di Indonesia sempat membuncah saat presiden Joko Widodo memilih Anies Baswedan sebagai menteri kebudayaan dan pendidikan dasar dan menengah. Harapan ini menjadi wajar mengingat aktivitas Anies Baswedan di dunia pendidikan Indonesia sebelum masuk ke struktural pemerintahan yang berhasil menggerakkan tenaga muda Indonesia untuk mau menyumbangkan sebagian tenaga,  mengajar anak anak Indonesia di pelosok pedalaman dan daerah terpencil melalui gerakan Indonesia mengajar.

Satu semester semenjak dilantik hingga sampai pada momentum hari pendidikan nasional, belum terlalu nampak terobosan substansial dari Anies Baswedan dalam memajukan dunia pendidikan Indonesia.

Penundaan penerapan kurikulum nasional yang baru, seakan menjadi gebrakan oleh pemerintahan baru. Namun sejatinya, kebijakan penundaan kurikulum tersebut hanya melanggengkan kelemahan kelemahan sistem pendidikan nasional yang ada selama ini.

Dalam tataran lapangan, tidak sedikit pemda, sekolah dan guru yang tetap kebingungan dengan implementasi kurikulum ganda ini.
Jika maksud dari penundaan implementasi kurikulum nasional yang baru ini dalam rangka lebih mempersiapkan SDM pendidik dan tenaga kependidikan, namun program program persiapan dan pelatihan guru implementasi kurikulum nasional seakan hilang dan tidak terdengar lagi. Dengan kondisi tersebut, dugaan bahwa penundaan implementasi kurikulum nasional yang baru sangat politis tidak terhindarkan.

Keberpihakan terhadap guru juga setali tiga uang dengan kebijakan kurikulum. Saat hari guru November lalu, dalam pidatonya menteri Anies Baswedan tegas mengatakan bahwa penentu baiknya kualitas pendidikan suatu negara tergantung dari kualitas gurunya. Bahkan dicanangkan gerakan pemuliaan terhadap guru.

Sayangnya gerakan tersebut masih kuat di tataran wacana dan para guru kembali mengurut dada untuk bersabar. Permasalahan guru yang paling mendesak untuk di selesaikan adalah kejelasan status guru honorer. Guru honorer secara realita sangat di butuhkan oleh sekolah, namun secara sistem seolah menjebak. Sebab guru guru honorer tersebut kesulitan untuk mendapatkan hak kesejahteraannya sebagai tenaga pendidik yang di amanatkan oleh undang undang guru dan dosen karena statusnya yang tidak di akui oleh pemerintah. Hingga momentum hardiknas 2015 belum ada kebijakan pemerintah yang berpihak ke guru honorer.

Permasalahan kurikulum dan guru di atas di bungkus dengan absurdnya visi pemerintahan saat ini yang mengusung jargon revolusi mental, banyak kegiatan pemerintah yang menjadikan revolusi mental sebagai tema utama. Bisa jadi pa menteri juga sudah menyadari bahwa dalam dunia pendidikan, frasa revolusi mental adalah sebuah hal yang mustahil untuk di lakukan, karena untuk merubah mentalitas orang atau sekelompok orang tetap membutuhkan proses, tidak bisa di buat kilat. 

Hal ini di tandai misalnya dengan ketidak percayaan diri pemerintah dalam merevolusi paradigma mengajar guru sehingga lebih memilih menunda implementasi kurikulum nasional yang baru. Adapun sesuatu yang bisa dirubah secara kilat adalah kebijakan pemerintah itu sendiri. Salah satu perubahan kebijakan revolusioner yang di tunggu entitas pendidikan di Indonesia adalah kebijakan terhadap status guru honorer yang akomodatif.

Melalui momentum reflektif hari pendidikan nasional ini di harapkan konsep konsep pengembangan SDM indonesia yang di yakini oleh menteri pendidikan dan kebudayaan tidak hanya berhenti di tataran wacana namun bisa implementatif dan berefek maksimal terhadap perbaikan kualitas manusia indonesia. Selamat hari pendidikan nasional.

Arviantoni sadri
Ketua wilayah JSIT DKI Jakarta





 
Read in browser »
share on Twitter Like Kurikulum, Guru dan Revolusi Mental yang Dipaksakan on Facebook

Sebastian, Dipastikan Buruh yang Melompat dan Membakar Diri di GBK

By Rie on May 02, 2015 12:16 am
PASBERITA.com - Salah seorang pengurus Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Kabupaten Bekasi, Obon Tabroni mengatakan bahwa korban yang melompat dan membakar diri dari atap Gelora Bung Karno (GBK) tadi sore, Jumat (1/5/2015) adalah buruh dari PT Tirta Alam Segar yang memproduksi minuman ringan Ale Ale.

"Hampir bisa dipastikan korban yang melompat dan membakar diri di GBK tadi adalah sahabat kita Sebastian dari PUK Tirta Alam Segar yang memproduksi minuman ringan Ale Ale," ungkap Obon Tabroni dalam status Facebooknya pada pukul 23.30 Wib, Jumat (1/5).


Baca juga:  1 Orang Tewas Jatuh dari Atap Tribun ke Panggung Buruh di GBK

Lebih lanjut Obon juga menjelaskan, bahwa Sebastian adalah pengurus PUK yang sangat komitmen membela anggotanya di perusahaan yang sedang memperjuangkan K3 yang memang sangat disepelekan oleh di PT Ale Ale atau PT Tirta Alam Segar yang terletak di Kawasan MM2100 Cibitung, Bekasi.


"Karena kawannya banyak korban kecelakaan kerja, dalam status FB terakhir korban menulis sesuatu yang luar biasa," lanjut Obon.


Saat ini pihak FSPMI sedang menunggu hasil dari pihak kepolisan mengotopsi jasad korban.

Inilah status yang ditulis oleh Sebastian, pada Jumat, 1 Mei 2015, pukul 17.00 wib:Selamat berjuang sahabat buruh!
"Semampu ku kan berbuat apapun agar anda, kita dan mereka bisa terbuka matanya, telinganya dan hatinya untuk KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA"

(*)




 
Read in browser »
share on Twitter Like Sebastian, Dipastikan Buruh yang Melompat dan Membakar Diri di GBK on Facebook

MPR Dukung Buruh Dirikan Partai Politik

By Dedi Mustofa on May 01, 2015 09:56 pm
PASBERITA.com - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mendukung keinginan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) untuk masuk ke dunia politik. Buruh membuat partai politik, kata Hidayat, merupakan langkah yang bagus untuk menghilangkan stigma negatif gerakan buruh.

"Itu saya katakan langkah yang bagus," kata Hidayat usai acara Mayday Fiesta di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (1/5) seperti dilansir ROL. 
Stigma negatif tersebut, kata Hidayat karena sebagian orang menilai gerakan buruh menimbulkan anarki, sabotase dan tidak menghadirkan keamanan. Gerakan buruh ke jalur politik akan menjadi jaminan dari kaum pekerja itu sendiri.

"Jika kita pilih jalur politik maka mau tidak mau, kita harus melakukan gerakan melalui jalur politik, menghormati hukum, menghormati perjuangan orang lain, mau mendengar, berdialog, berkomunikasi, tidak memaksakan kehendak," katanya.

Terkait wacana pendirian partai politik berlandaskan pergerakan buruh, Hidayat mengatakan itu sah saja dan hak kaum pekerja tersebut. "Ya itu hak mereka. Di luar Indonesia banyak buruh bikin partai dan sukses. Jadi monggo saja," ujarnya.

Kendati demikian, Hidayat mengingatkan, jika buruh ingin masuk ke politik, maka buruh harus siap. Siap mempelajari cara berpolitik dan berperilaku secara profesional.

"Sehingga hasilnya akan positif dan tujuan mereka tercapai," tegas politikus PKS tersebut.(*)




 
Read in browser »
share on Twitter Like MPR Dukung Buruh Dirikan Partai Politik on Facebook

Mayday 2015, Orang Pinggiran

By Rie on May 01, 2015 09:34 pm
PASBERITA.com - Buruh sering diasosiasikan sebagai orang pinggiran, bersama nelayan, petani dan kaum miskin kota lainnya. Kali ingin, kami ingin memperkaya khazanah dan sudut pandang terhadap wacana pergerakan buruh. Semoga bermanfaat.

Kritik Pergerakan

Entitas buruh jumlahnya sangat besar. Namun, serikat buruh selaku wadah perjuangannya lebih memilih peran sebagai pressure group. Setidaknya hal ini terlihat dari pola gerakan yang dijalani. Misalnya dengan lebih banyak melakukan aksi solidaritas, aksi pemogokan, tuntutan terhadap hak – hak normatif buruh dll.

Hal tersebut tidak sepenuhnya salah, hanya kurang strategis dan efektif. Cobalah bandingkan dengan pergerakan koperasi. Koperasi adalah badan (wadah perjuangan) yang berfokus untuk mensejahterakan anggotanya.

Memang dalam serikat buruh, juga ada koperasi. Namun hal itu hanya sampingan dan tidak bertransformasi menjadi ruh pergerakan buruh. Mayoritas serikat buruh terjebak dalam mainstream "gerakan kiri", yang mengedepankan konflik sosial sebagai paradigma gerakannya.

Partai Buruh

Meski jumlahnya besar, namun buruh bukanlah entitas politik yang solid. Dalam kancah nasional, partai buruh hanyalah partai gurem yang seringkali tampil menjadi penggembira dan pesakitan.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Pertama, karena komunitas buruh sering menjadi entitas yang tersubordinasi. Saat kembali ke rumah, identitas mereka bukan lagi sebagai buruh, tapi menjadi anggota ormas tertentu, paguyuban tertentu dll. Dan faktor tersebut lebih kuat pengaruhnya dalam menentukan orientasi dan afiliasi politiknya.

Kedua, karena gagal membangun relasi politik yang kuat dan bermartabat. Serikat buruh biasanya memiliki daya tawar saat ajang pemilu maupun pilkada. Namun setelahnya, ibarat habis manis sepah dibuang. Bisa karena wanprestasi, bisa karena ditinggalkan oknum atasannya, bisa pula karena tuntutan yang tidak rasional dan diluar kewenangan pengambil kebijakan.

Fenomena Inggris

Inggris mungkin bisa menjadi alternatif bagi pegiat serikat buruh tentang bagaimana memperjuangkan buruh. Citarasanya benar – benar berbeda dengan gerakan buruh di eropa daratan, rusia maupun china yang cenderung bermazhab revolusioner.

Agitasi massa tidak menjadi mainstream. Pemogokan, protes sosial dan anarkisme juga bukan pilihan utama, apalagi gerakan kudeta. Semua berjalan dijalur konstitusional. Dan, mereka meraih dukungan bagus dari publik.

Khatimah

Bukan berarti kami tidak peduli dengan perjuangan nasib buruh, tapi kami prihatin dengan bagaimana cara mereka memperjuangkan nasibnya. Sudah selayaknya serikat buruh ganti mazhab perjuangan.

Serikat buruh harus bisa meningkatkan kesejahteraan buruh, dari mustahik menjadi muzakki. Bukan sekedar dengan tuntutan, tapi dengan gerakan pemberdayaan. Jika perlu, serikat buruh harus mampu mendorong buruh tampil menjadi wirausaha tangguh.

Sehingga kelak aktivis buruh dikenal bukan karena protes dan tuntutannya, tapi karena kreativitas dan kemandiriannya. Kelak, hari buruh bukan diisi dengan protes dan aksi jalanan, tapi dengan bakti sosial dan aksi simpatik. (*)



Oleh: Eko Junianto





 
Read in browser »
share on Twitter Like Mayday 2015, Orang Pinggiran on Facebook

Atase Tenaga Kerja KBRI: Patuhi Aturan Ketenagakerjaan Agar Hak Terlindungi

By Rie on May 01, 2015 09:16 pm
PASBERITA.com - Atase Tenaga Kerja Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur, Mustafa Kamal, mengimbau tenaga kerja Indonesia untuk tetap menggunakan jalur-jalur resmi jika berkeinginan bekerja di luar negeri. Himbauan tersebut disampaikan Mustafa Kamal sewaktu membuka acara Seminar Sehari yang diselenggarakan oleh FOKMA (Forum Komunikasi Muslimah Indonesia di Malaysia), di Aula Hasanuddin KBRI, Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat 1 Mei 2015.

"TKI harus dapat mengikuti aturan ketenaga kerjaan baik dari pemerintah Indonesia maupun pemerintah Malaysia, agar hak-hak mereka sebagai tenaga kerja dapat terpenuhi dan terlindungi," kata Mustafa Kamal.

Bagi FOKMA, seminar sehari bersama muslimah TKI ini merupakan kegiatan rutin tahunan. Tanggal 1 Mei dipilih karena bertepatan dengan peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day, yang di Malaysia dikenal juga dengan hari pekerja (Labour Day). Tahun ini Panitia penyelenggara memilih tema "Manajemen Keuangan dan Bisnis Muslimah". Sejalan dengan tema ini, lebih jauh Atase Tenaga Kerja menekankan agar para peserta dapat mengambil manfaat dari seminar dan belajar mengelola penghasilan mereka sebaik mungkin.

"Uang yang anda peroleh harus dikelola untuk mencapai kebahagiaan dan cita-cita," pesannya.

Mustafa Kamal juga mengapresiasi peran FOKMA dalam melaksanakan berbagai kegiatan untuk para TKI sejak berdirinya FOKMA pada 1997. Sementara itu, Ketua FOKMA Evi Hartati dalam sambutannya di awal acara menyampaikan bahwa kegiatan seminar May Day menjadi momen untuk bersilaturrahmi dan berbagi ilmu diantara sesama muslimah Indonesia di Malaysia.

Hingga saat ini tercatat tenaga kerja Indonesia yang berada di Malaysia berjumlah 500.000 WNI yang bekerja di kilang-kilang, 500.000 WNI yang bekerja di ladang-ladang sawit dan 250.000 WNI yang bekerja di bidang konstuksi. Komposisi terbesar dari jumlah tersebut adalah perempuan. 

Sebagai pembicara seminar kali ini, panitia juga menghadirkan Ahmad Gozali dan Dr. Mira Kartiwi. Ahmad Gozali adalah seorang konsultan keuangan di Zelts Consulting. Beliau juga narasumber program "Mata Uang" di TV One. Sementara, DR Mira merupakan associate professor di International Islamic University Malaysia (IIUM). DR Mira adalah seorang pakar IT yang juga Director di Women Entrepreneurship Development and Incubator Centre (WEDIC). DR Mira Kartiwi membawakan topik tentang Onlinepreneur dan mengajak muslimah untuk memanfaatkan media sosial yang dimiliki untuk berwirausaha, lengkap dengan strategi serta tips agar kegiatan bisnis online tersebut dapat berjalan dengan aman tanpa gangguan.

Seminar ini dihadiri oleh lebih dari 450 muslimah, yang berdatangan dari wilayah Kuala Lumpur, Selangor, Perak, Melaka dan bahkan dari Pulau Penang, yang berjarak 6 jam transportasi darat dari Kuala Lumpur. Selain didominasi oleh muslimah Tenaga Kerja Indonesia (TKI), peserta juga berasal dari kalangan expatriate professional, dan mahasiswa-mahasiswa asal Indonesia dari berbagai universitas setempat. Terlihat hadir juga beberapa mahasiswi asal Universitas Indonesia yang sedang mengikuti program pertukaran mahasiswa di Malaysia. (*)


*Emelia Sari





 
Read in browser »
share on Twitter Like Atase Tenaga Kerja KBRI: Patuhi Aturan Ketenagakerjaan Agar Hak Terlindungi on Facebook

Wow, Jamur "Gledek" Pelawan Harganya Selangit

By Arif A on May 01, 2015 09:05 pm
PASBERITA.comJika Anda berkunjung ke Pulau Bangka boleh saja mencoba jamur kering 'gledek' yang harganya selangit. Berasal dari Hutan Pelawan yang harganya dibanderol Rp 1,4-2 juta per kilogramnya. 

Sebetulnya ukuran jamur ini hampir sama dengan kebanyakan jamur lainnya. Hanya saja jamur ini hanya hidup di kawasan Hutan Pelawan. Dan, jamur Pelawan ini dibudidayakan dengan cara yang sedikit unik. 

"Jamur Pelawan ini hidup harus ada musim kemarau setidaknya tiga bulan. Kemudian diperlukan juga hujan paling tidak seminggu. Saat jamur Pelawan ini tumbuh juga harus ada petir atau gledek, seperti itu konon kata cerita orang Bangka," kata Zainuddin yang merupakan salah satu pengelola Hutan Pelawan dikutip RoL.

Jamur Pelawan ini tidak bisa tumbuh di luar kawasan Hutan Pelawan. Zainuddin mengatakan sempat ada beberapa ilmuwan dari Jepang yang meneliti jamur Pelawan. Setelah diteliti jamur Pelawan ini ternyata tidak bisa tumbuh atau dibudidayakan di tempat lain. 

Karena kekhasannya itu maka nama jamur atau kulat Pelawan cukup dikenal sebagai salah satu oleh-oleh khas Pulau Bangka. Kulat Pelawan biasanya dipanen pada akhir bulan Maret dan di pertengahan bulan September.

Agar tumbuh kecil menjadi besar kulat Pelawan hanya membutukan waktu empat hari dan hanya bertahan selama tiga hari. Setelah lewat dari tiga hari kulat Pelawan sudah membusuk. (*)





 

Read in browser »
share on Twitter Like Wow, Jamur "Gledek" Pelawan Harganya Selangit on Facebook

Hidayat Ingatkan Jokowi Tentang Janjinya kepada Buruh

By Rie on May 01, 2015 07:38 pm
PASBERITA.comWakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia (RI), Hidayat Nur Wahid (HNW) ingatkan Presiden RI, bahwa janji-janji Jokowi tentang 3 layak dan tuntutan buruh harus dijalankan. Yaitu tentang, upah layak, kerja layak dan hidup layak.

Hal itu disampaikannya dalam peringatan hari buruh se-dunia di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Jumat (1/5).

Hidayat juga mengatakan bahwa tuntutan buruh harus sesuai dengan dasar negara Indonesia pada sila ke-5, "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia".  

"Tuntutan buruh harus sesuai dengan dasar negara kita sila ke-5, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," tegasnya dihadapan puluhan ribu masa buruh se-Jabotabek.

Lebih jauh politisi asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini memaparkan tentang kebahagian di dunia dan akhirat. Karena buruh tidak meninggalkan Sholat Jum'at. HNW juga bergurau kalau Bung Said Iqbal adalah presiden sebenarnya. (*)




 
Read in browser »
share on Twitter Like Hidayat Ingatkan Jokowi Tentang Janjinya kepada Buruh on Facebook

Ahmad Dhani Terkejut Ada Orang Jatuh dari Atap GBK

By Rie on May 01, 2015 06:33 pm
PASBERITA.comSaat sedang asyik menyanyikan Kamu-kamulah Surgaku, lagu tentang ketiga anaknya, Ahmad Dhani dikejutkan sesuatu yang jatuh tiba-tiba. Saat itu, Dhani tampil di panggung Gelora Bung Karno, di tengah ribuan buruh yang merayakan Hari Buruh Internasional, Jumat (1/5).

Pertunjukan Dhani langsung berhenti. Semua terkejut. Termasuk Iwan, manajer Dhani yang saat itu duduk di bangku tribun. "Mas Dhani baru menyanyikan tiga lagu," kata Iwan saat dihubungi lewat telepon seperti dilansir CNN Indonesia.

Menurut keterangan di lapangan, yang terjatuh adalah orang. Seorang buruh mengatakan, orang itu sempat membakar diri di atap stadion, karena ada kobaran api saat ia terjatuh. Imbuh Iwan, kejadian itu berlangsung sangat cepat.

Posisi tubuh orang yang terjatuh persis di belakang panggung tempat Dhani bernyanyi.

Iwan menuturkan, saat itu timnya sedang mengambil gambar Dhani untuk dokumen pribadi seperti yang biasa mereka lakukan. Tapi ia tidak tahu apakah jatuhnya orang itu terekam. "Kami juga belum dapat konfirmasi apakah orang itu kecelakaan atau bunuh diri," kata Iwan.

Begitu nyanyiannya terhenti, Dhani pun langsung meminta polisi mengevakuasi jenazah orang yang terjatuh dari atap itu. Pantauan di lapangan, Dhani bilang, "Tolong polisi ke sini saya tidak mau nyanyi kalau ada korban jiwa."

Polisi pun langsung datang dan mengevakuasi korban. Jenazah dimasukkan ke kantong mayat.

Sang pentolan Dewa 19 juga langsung dievakuasi. Kini, mantan suami Maia Estianty itu sedang dalam perjalanan pulang bersama timnya, termasuk Iwan. "Tapi saya dan Mas Dhani pisah mobil," tutur Iwan menerangkan. (*)




 
Read in browser »
share on Twitter Like Ahmad Dhani Terkejut Ada Orang Jatuh dari Atap GBK on Facebook

Puluhan Ribu Buruh Padati Gelora Bung Karno

By Rie on May 01, 2015 06:27 pm
PASBERITA.comHari ini adalah Hari Buruh Internasional (May Day), puluhan ribu buruh memadati Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Jumat (1/5).

Buruh-buruh tersebut berasala dari Jabodetabek yang datang ke GBK dengan mengendarai bus dan sepeda motor sambil membawa atribut masing-masing. 
Sebelum terkonsentrasi di GBK, mereka Jumat pagi sudah berunjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia dan Istana Merdeka.

Di GBK mereka menggelar panggung hiburan, dekalarasi dan orasi-orasi. Said Iqbal Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mengatakan, bahwa buruh ingin Upah Minimum Regional dinaikkan, dan menolak kenaikan BBM, TDL dan lainnya.

"Kami tegaskan kalau buruh ingin UMR tahun 2016 naik 32 persen. Jangan sampai upah naik hanya setiap 5 tahun sekali, serta kami menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak dan Tarif Dasar Listrik," ungkap Said Iqbal di GBK, Jumat.

Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid juga hadir dalam peringatan May Day di GBK. Untuk peringatan hari buruh di GBK, lapangan rumput yang biasa dipakai untuk sepak bola tidak dipakai, sehingga tidak rusak. (*)




 
Read in browser »
share on Twitter Like Puluhan Ribu Buruh Padati Gelora Bung Karno on Facebook

1 Orang Tewas Jatuh dari Atap Tribun ke Panggung Buruh di GBK

By Rie on May 01, 2015 06:10 pm
PASBERITA.comPeringatan May Day di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat, diwarnai insiden kecelakaan. Satu orang dinyatakan tewas di GBK setelah terjatuh dari atas atap tribun.

Kapolres Jakarta Pusat Kombes Hendro Pandowo membenarkan adanya peristiwa tersebut.

"Iya benar, satu orang tewas," kata Hendro dilansir detikcom, Jumat (1/5/2015).

Hendro mengatakan, korban berjenis kelamin pria. Namun belum diketahui siapa korban, apakah termasuk massa buruh yang sedang merayakan May Day di GBK atau bukan.

"Korban laki-laki mengenakan kaus hitam," imbuhnya.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 17.30 WIB, beberapa saat setelah kegiatan buruh di GBK usai. Pria tersebut jatuh ke atas podium dengan kondisi yang mengenaskan.(*)





 
Read in browser »
share on Twitter Like 1 Orang Tewas Jatuh dari Atap Tribun ke Panggung Buruh di GBK on Facebook

Aliansi Buruh Upayakan Pembentukan Partai Buruh

By Dedi Mustofa on May 01, 2015 04:34 pm
PASBERITA.com - Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) membacakan pidato politis di depan istana negara. Tidak tercapainya aspirasi buruh menuntut buruh hendak mendirikan partai buruh. Alat politik tersebut dinilai bisa membantu buruh mengadvokasi kaum buruh dan menyalurkan aspirasinya.

Hal tersebut dinyatakan oleh salah seorang anggota SBSI (Serikat Buruh Seluruh Indonesia). Pasalnya beberapa petinggi dalam organisasi serikat buruh sudah merestui wacana ini, antara lain Andi Ghani Nena Wea dan Said Iqbal (1/5/2015) seperti dilansir bisnis.com.

Adapun beberapa tuntutan lain dalam Hari Buruh ini ialah penghapusan Pengadilan Hubungan Industrial yang dianggap melanggar hak asasi manusia dan membentuk mata rantai mafia peradilan perdata di tingkat regional.

Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) penyelesaian perselisihan hubungan industrial. Dalam Undang-Undang Nomor 2/2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial yang diundangkan pada 14 Januari 2004.

Pasal 59 ayat (2) UU PPHI menyebutkan, Di Kabupaten/Kota terutama yang padat industri, dengan Keputusan Presiden harus segera dibentuk Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri setempat. Sedangkan Pasal 59 ayat (1) berbunyi, Untuk pertama kali dengan undang-undang ini dibentuk Pengadilan Hubungan Industrial pada setiap pengadilan negeri kabupaten/kota yang berada di setiap ibu kota Provinsi yang daerah hukumnya meliputi propinsi yang bersangkutan.

Kontradiksi penafsiran antar dua pasal tersebut dinilai menciptakan ketidakadilan bagi buruh. Pasal tersebut dinilai bersifat diskriminatif bagi pemohon dan warga negara yang tinggal di daerah padat industri lain di Indonesia. Padahat di daerah industri sangat potensial terjadi perselisihan industrial.(*)




 
Read in browser »
share on Twitter Like Aliansi Buruh Upayakan Pembentukan Partai Buruh on Facebook




Recent Articles:

Pelayan ini Kaget dan Terharu Terima Tagihan Pelanggan
Pasar Pagi Lama Aceh Terbakar, 8 Rumah Ludes
Percepat Bangun Rutilahu, Pemprov Jabar MoU dengan TNI
May Day 2015, Momentum Pemerintah Wujudkan Kesejahteraan Buruh
Din Syamsudin Raih Penghargaan Tokoh Perubahan 2014






This email was sent to dwiBaz.ngakngik@blogger.com
why did I get this?    unsubscribe from this list    update subscription preferences
pasberita.com · jakarta, indonesia · jakarta 13620 · Indonesia

Email Marketing Powered by MailChimp

Posting Komentar

 
Top