| | By Dedi Mustofa on Apr 20, 2015 12:53 pm PASBERITA.com - Guna mengapresiasi minat masyarakat Sumatera Barat terhadap batu akik, Rumah Budaya Fadli Zon di Aie Angek, Tanah Datar menambah koleksinya berupa batu akik berasal dari Suliki dan Sungaidareh yang sedang booming saat ini. "Bertambahnya koleksi Rumah Budaya ini juga bermaksud memperkenalkan batu akik Suliki dan Sungaidareh, khususnya bagi tamu-tamu yang berkunjung ke Rumah Budaya," ujar Manajer Rumah Budaya Fadli Zon, Edin Hadzalic, Senin (20/4/2015). Dia mengatakan, koleksi batu akik Suliki dan Sungaidareh itu, didapatkan langsung dari kedua daerah tersebut. Koleksi yang tersedia di Rumah Budaya berupa batu bongkahan maupun batu yang sudah siap pakai. "Semoga koleksi batu akik ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang datang ke rumah Budaya dan bisa menjadi bahan promosi pariwisata Sumatera Barat," harap Edin Hadzalic. Sementara itu, Direktur Rumah Budaya Fadli Zon, Hj. Elvia Desita mengatakan, Rumah Budaya Fadli Zon diresmikan pada 4 Juni 2011. Salah satu koleksi unggulannya yaitu 100 keris Minangkabau yang dikumpulkan dari berbagai daerah di Sumatera Barat. Keris itu di antaranya Keris Luk Sembilan asal Pagaruyung yang dibuat pada abad ke-18. Selain keris, ada songket corak Minangkabau tempo dulu, juga ada 700 lebih judul buku bersejarah yang bertema Minang, sejumlah lukisan kuno, termasuk fosil kerbau berusia dua juta tahun dan fosil-fosil kayu yang telah menjadi batu. "Rumah Budaya telah menjadi salah satu kantong kebudayaan di Ranah Minang yang keberadaannya diharapkan bermanfaat bagi masyarakat," tambahnya. Di Sumatera Barat, daerah Suliki dan Sungaidareh ini dikenal sebagai produsen batu akik yang gaungnya sampai ke mancanegara.(*)
Read in browser » By Dedi Mustofa on Apr 20, 2015 11:47 am PASBERITA.com - Hujan deras mengguyur depok sore ini. Hujan di luar justru tidak mengurangi semangat senator jci teresa untuk berbagi inspirasi kepada pemuda, profesional dan aktivis di Decoma Margonda Depok. Acara di dalam berlangsung meriah, peserta yang berasal dari jabodetabek mengikuti dengan antusias. Seluruh sesi berlangsung dengan gembira dan penuh inspirasi. Sesi terakhir tanya jawab terpaksa dibatasi dikarenakan antusiasme peserta. Senator Teresa dan Senator Senda sebagai bagian dari JCI international datang ke Bandung, Jakarta, dan Depok dalam rangka berbagi dan mengisi pelatihan untuk JCI Indonesia bersamaan dengan momen penting Konferensi Asia Afrika (KAA). Junior Chamber International (JCI) Depok Sebagai bagian dari JCI Indonesia menggunakan kesempatan ini untuk dapat bertemu menimba ilmu. Kesempatan ini juga digunakan untuk mempromosikan produk - produk UKM Depok. "Ada tiga produk khas yang kami berikan yaitu selai durio produksi JC Marwan, tas upcycle produksi JC Irma, dan tahu jeletot produksi JC Rudi," ujar Local President JCI Depok Irfan Aulia, Senin (20/4/2015). Irfan mengatakan hadiah yang diberikan kepada senator internasional itu merupakan produksi dari member JCI Depok. "Ini sebagai hadiah untuk para senator international," jelasnya. Irfan menambahkan, sebagai bagian dari JCI Internasional, JCI Depok turut serta mensukseskan program gerakan sejuta wirausaha dengan mempromosikan produk produk UKM Depok kepada dunia internasional. "Semoga promosi produk ini dapat mengendorse produk dan ukm di Kota Depok lainnya," pungkasnya.(*)
Read in browser » By Rie on Apr 20, 2015 08:43 am PASBERITA.com - Sambil menyerukan Salam Genre yang berarti zero HIV/AIDS, zero narkoba dan zero seks bebas, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) menyapa masyarakat pada Sosialisasi Penyuluhan Gerakan Nasional Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim pada Perempuan Indonesia bersama Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat Netty Heryawan di Care Free Day (CFD) Dago Bandung, Minggu (19/4). Aher mengatakan dengan acara ini setidaknya dapat melakukan hal kecil yang dampaknya dapat menyelamatkan semua perempuan di Indonesia. Karena perempuan menjadi penentu kehidupan sebuah bangsa, tetapi seringkali faktor ekonomi, kemiskinan dan pendidikan menjadi kendala perempuan untuk tidak mengenali kesehatan reproduksinya. "Kepada perempuan Jawa Barat untuk memeriksakan kesehatan reproduksi agar terhindar dari kanker serviks atau kanker mulut rahim dan mengajak kepada semua pihak untuk selamatkan perempuan," serunya. Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat Netty Heryawan menjelaskan terselenggaranya acara ini merupakan rangkaian dari Hari Kartini yang dikaitkan dengan upaya dalam membangun kesadaran di tengah masyarakat tentang Gerakan Nasional Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim pada Perempuan Indonesia. Ini mengingat kanker seviks merupakan penyakit yang memakan korban setelah kanker payudara. "Perempuan merupakan subjek pembangunan yang tidak boleh terpinggirkan dalam konteks pembangunan kesehatan karena perempuan harus sehat sehingga mampu menjalankan tugas dan perannya sebagai pendidik dan pengasuh generasi bangsa," lanjutnya. Netty menuturkan menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat bahwa sudah diperiksa sekitar 65.000 perempuan Jawa Barat di 128 Puskesmas yang memiliki tenaga medis yang mempunyai keterampilan melakukan tes IVA. Melalui metode IVA test atau Inspeksi Visual Asam asetat dengan pemberian satu bagian larutan cuka dan empat bagian air dapat diketahui dengan cepat deteksi kanker serviks. "Jika dideteksi secara dini mudah-mudahan secara medis dapat segera ditangani untuk sembuh seperti sedia kala juga kepada para suami untuk mendorong istri dan anak perempuan untuk memeriksakan kesehatan reproduksi," harapnya. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Alma Lusyati menyebutkan cara mencegah kanker dengan CERDIK, antara lain Cek kesehatan dengan berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin berolahraga, Diet, Istirahat yang cukup dan Kendalikan stress. Memeriksakan kesehatan repdoduksi dengan IVA test dapat dilakukan di rumah sakit dan puskesmas terdekat, pemeriksaan tidak akan menyakitkan dan meyulitkan bagi pasien.(*)
Read in browser » By Rie on Apr 20, 2015 08:34 am PASBERITA.com - Tidak hanya sebagai tempat beribadah, masjid juga merupakan bagian dari konsep keseimbangan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Melalui masjid, setiap insan manusia dapat menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhiratnya. Hal ini diungkapkan oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) dalam ceramah pengajian rutin Pemprov Jabar, yang dihadiri Plh. Sekda Jawa Barat, para Asisten Daerah Setda Provinsi Jawa Barat, para Kepala OPD dan Biro Setda Provinsi Jawa Barat, para pejabat Eselon III dan IV di lingkungan Pemprov Jawa Barat, pimpinan MUI, serta ketua berbagai Ormas Islam di Jawa Barat. Selain itu, hadir pula pada kesempatan ini Imam Besar New York, AS asal Indonesia Muhammad Syamsi Ali. Dalam pengajian yang digelar usai Sholat Shubuh di Masjid Al-Muttaqin Gedung Sate, Bandung, Minggu (19/4) ini, Aher mengatakan bahwa masjid bisa menghadirkan keseimbangan sosial dalam kehidupan masyarakat melalui berbagai kegiatan ibadah. "Mendirikan sholat (di masjid) dan zakat merupakan ciri dari konsep keseimbangan sosial. Berdoa dan mencari rizki (usaha) konsep keseimbangan, sehingga akan terjadi keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat," ungkap Aher dalam ceramahnya. Aher pun mengungkapkan apabila setiap insan manusia senantiasa melaksanakan shalat lima waktu dan menjadikan masjid bagian dari kehidupannya, maka dirinya akan memiliki iman yang kokoh dan terhindar dari kemaksiatan dan kotoran duniawi. Untuk itu, pada kesempatan ini Aher pun meminta kepada 15 ribu pegawai negeri sipil di Jabar agar senantiasa membiasakan diri sholat lima waktu di masjid. Melalui hal tersebut, diharapkan Jabar dapat menjadi provinsi terbaik, baik dari sisi pembangunan maupun sisi spiritualnya. Sementara itu, Imam Besar Muhammad Syamsyi Ali dalam ceramahnya menceritakan perkembangan dunia Islam di AS. Pria yang juga menjadi penasehat spiritual NYPD (New York Department Police) ini mengungkapkan, bahwa efektivitas dakwah di AS bisa dilakukan dengan senyuman. "Dakwah dengan senyuman akan lebih efektif," ujar Syamsyi. Ia pun menceritakan pengalamannya ketika bertemu dengan pengusaha Donald Trump. Syamsyi mengatakan bahwa pandangan Donald Trump tentang Islam yang identik dengan terorisme dan radikalisme hilang seketika, ketika Syamsyi menghadirkam senyuman dihadapan Donald Trump yang hanya tahu Islam dari media. Untuk itu, Syamsyi juga mengungkapkan bahwa tantangan besar umat Islam saat ini, yaitu menghilangkan anggapan dunia bahwa Islam identik dengan kekerasan. "Tantangan terbesar umat Islam saat ini adalah membalik stigma masyarakat dunia yang menganggap Islam sebagai sumber konflik dan kekerasan menjadi sumber perdamaian dan kebaikan," kata pria yang hijrah ke AS pada tahun 1995 ini. Syamsi menambahkam peristiwa 11 September 2001 atau lebih dikenal dengan 9/11, merupakan moment kebangkitan dakwah Islam dunia. Menurutnya, saat ini Islam semakin terkenal dan populer. Ada hingga 20.000 orang Amerika masuk Islam setiap tahunnya. Tapi di satu sisi, Syamsyi pun mengatakan Islamphobia semakin meningkat, dan hal ini menjadi tantangan bagi umat Islam untuk menghilangkan ketakutan tersebut. (*)
Read in browser » By Arif A on Apr 19, 2015 11:20 pm PASBERITA.com - Usianya baru 5 tahun. Namun, bocah Palestina itu tak gentar menghadapi 6 anggota keamanan Israel yang bersenjata lengkap.
Bocah laki-laki yang mengenakan pakaian tentara tersebut mendekat ke arah para polisi negeri zionis Sendirian. Lalu, ia melemparkan batu lumayan besar yang ada di tangannya ke arah lawan.
Di sisi lain, pasukan Israel yang mengenakan helm dan pelindung badan terlihat bingung. Mereka tak melakukan apapun. Memilih menyaksikan aksi perlawanan anak kecil berambut hitam itu dengan tenang.
Setelah melakukan aksinya, bocah yang tak disebut namanya itu langsung membalikkan badan dan berlari.
Aksi si buyung itu terjadi di tengah bentrok berdarah antara warga Palestina dan pasukan Israel di Tepi Barat (West Bank). Orang-orang turun ke jalan untuk menggelar aksi protes tahunan untuk memperingati Hari Tahanan Palestina (Palestinian Prisoners Day).
Tentara Israel menggunakan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan massa, setelah lebih dari 100 warga Palestina berdemo di dekat tembok pemisah Israel di Desa Bilin. Sejumlah pendemo melemparkan batu ke arah mereka. Setidaknya seorang pendemo terluka dalam bentrok tersebut.
Hari Tahanan Palestina diperingati setiap tahun, sebagai bagian dari solidaritas terhadap lebih dari 6.000 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
"Kami tak akan meninggalkan para tahanan sendirian," kata pemimpin aksi, Abdullah Abu Rahma seperti dikutip Liputan6 dari Daily Mail, Sabtu (18/4).
"Kami akan terus memperjuangkan hak mereka untuk bebas. Sebab, mayoritas dari mereka ditahan secara ilegal oleh pasukan Israel," kata dia.
Sejak tahun 1967, Israel menahan 800 ribu rakyat Palestina -- atau setara 40 persen populasi pria di negara itu. Dan setiap keluarga di Palestina mengalaminya.
Saat ini, jumlah tahanan Palestina di penjara Israel adalah yang tertinggi dalam kurun waktu 5 tahun. Demikian menurut lembaga pembela hak asasi manusia.(*)
Read in browser » By Arif A on Apr 19, 2015 10:30 pm PASBERITA.com - Banyak olahan lezat dari daging bebek. Salah satu yang paling digemari adalah bebek goreng.Tapi jika cara menggorengnya kurang tepat, daging bebek malah bisa jadi keras.
Pasalnya, daging bebek ini memiliki lemak yang cukup banyak dibagian bawah kulitnya. Menurut Chacha, runner up Junior MasterChef Indonesia musim kedua, lemak itulah yang membuat daging bebeknya terasa gurih. Agar olahan daging bebek yang Anda buat sendiri makin terasa gurih. Gadis cilik asal Yogyakarta ini bersedia memberikan tipsnya.
"Saat menggoreng bebek, jangan pakai minyak lagi. Gunakan wajan anti lengket dipanasin sampai berasap dan goreng langsung bebeknya," jelas Chacha dilansir Okezone (19/04).
Ketika menggorengnya, bagian pertama yang menempel di wajan anti lengket harus bagian kulit lebih dulu. Hal tersebut bertujuan untuk melelehkan lemak yang terdapat di bawah bagian kulitnya.
Setelah lemak mencair dan keluar semua, bebek bisa digoreng tanpa minyak tambahan, lantaran sudah tergoreng dengan minyak yang meleleh dari lemak daging bebek itu sendiri.
"Gorengnya pakai minyak yang meleleh itu biar lebih gurih. Setelah matang, dagingnya ditusuk-tusuk biar lemaknya meleleh (keluar-red)," pungkasnya.(*)
Read in browser » By Arif A on Apr 19, 2015 09:35 pm PASBERITA.com - Lantunan ayat suci Alquran terdengar lembut di ruang utama masjid Mapolda Sumatera Selatan, Kamis (16/4). Suara merdu itu berasal dari seorang polwan berjilbab yang duduk di salah satu sudut ruang utama. Matanya terpejam, namun bibirnya tidak putus melafazkan surah Al Baqarah ayat 104-105.
Polwan itu bernama Bripda Rizka Munawwaroh, satu di antara enam hafiz yang direkrut Polda Sumsel. Dia adalah satu-satunya hafizah karena lima rekannya laki-laki. Siang itu dia sedang melakukan taqrir atau mengulang hafalan di bawah bimbingan salah seorang rekannya, Bripda Jamzan, yang telah hafal 30 juz.
Setelah sesi taqrir, Rizka masih menyempatkan bercanda dengan lima rekannya. Beberapa rekannya mencandai polwan belia itu dengan memanggilnya Humaira (panggilan Nabi Muhammad kepada istrinya, Aisyah). Tak pelak, Rizka pun tersipu.
Rizka direkrut sebagai polisi di lingkungan Polda Sumsel bersama lima hafiz lainnya. Yakni, Jamzan, Muhammad Husein, M. Galeh Prima, Muhammad Arif Rafli, dan Welly Kaswara. Mereka direkrut secara khusus oleh Saiful Arifin dan Bripka Mudholal, staf di Biro SDM Polda Sumsel, setelah mendapat instruksi dari Karo SDM Kombes Mustaqim.
Upaya talent scouting itu tidak berlangsung mudah. Enam anak muda tersebut mengaku sebelumnya tidak membayangkan akan menjadi anggota polisi. Apalagi mereka sempat sedikit resistan dengan sistem rekrutmen Polri karena mengira dibutuhkan biaya untuk menjadi polisi.
''Saya berupaya terus meyakinkan ustadnya Rizka bahwa rekrutmen Polri tidak dipungut biaya,'' tutur Bripka Mudholal dikutip pasberita.com dari Jawa Pos, Kamis (16/14).
Mereka memang direkrut berdasar prestasinya sebagai penghafal Alquran. Karena itu, tidak semua persyaratan calon anggota Polri mampu mereka penuhi. Mudholal pun perlu melatih fisik dan mental para hafiz tersebut selama tiga bulan sebelum masuk sekolah calon bintara (secaba). Hasilnya tidak sia-sia. Enam hafiz itu dinyatakan lolos seleksi calon bintara dengan hasil memuaskan.
Selain bertugas sebagai polisi, kini enam penghafal Alquran tersebut mendapat tugas menyempurnakan hafalan Alquran mereka. Hasilnya, Husein dan Jamzan sudah hafal 30 juz, Rizka hafal 19 juz, Arif 17 juz, serta Galeh dan Welly masing-masing masih 12 juz.
Menariknya, keenamnya tidak menyangka akhirnya menjadi polisi yang hafal Alquran. Husein, misalnya, baru merasa tertarik menjadi hafiz setelah ayahnya meninggal beberapa tahun silam.
''Saya dapat cerita dari teman-teman bahwa ayah saya ingin punya anak yang hafal Alquran,'' tuturnya.
Semasa hidup, sang ayah tidak pernah mengomunikasikan keinginan tersebut langsung kepada Husein. Dari situlah, Husein mulai belajar dan menghafal Alquran. Hebatnya, dia mampu menyelesaikan hafalan Alquran itu dalam waktu empat tahun.
Tahun lalu Husein ditawari Saiful Arifin, PNS di Mapolda Sumsel yang juga tetangganya, untuk ikut seleksi calon bintara. Dengan berbagai pertimbangan, Husein akhirnya menyanggupi tawaran itu. Padahal, semula dia ingin menjadi ulama.
"Orang tua ingin saya kembali ke Padang dan menjadi ulama di sana," tutur pemuda kelahiran 2 Januari 1995 itu.
Lain lagi dengan Jamzan. Dia menuturkan, awalnya dirinya dipaksa orang tua untuk bisa menghafal Alquran. Karena itu, dia melakukannya tidak sepenuh hati. Namun, dalam perjalanannya, pikiran Jamzan berubah. Dia merasa keenakan sehingga makin bersemangat menghafal Alquran. Dalam waktu empat tahun dia bisa menuntaskan hafalan 30 juz.
Seperti halnya Husein, Jamzan sempat ragu ketika ditawari Saiful untuk ikut seleksi calon bintara. "Saya awalnya mikir masuk polisi itu harus pakai uang," tuturnya.
Tapi, setelah diyakinkan Saiful, Jamzan baru percaya. Bahkan, dia membuktikan sendiri omongan Saiful. "Saya tidak mengeluarkan uang sama sekali," ujarnya.
Sementara itu, Galeh bisa menghafal Alquran karena iri dengan kakak kelasnya di SMA. Kakak kelasnya tersebut sudah hafiz, dan dia ingin mengikuti jejaknya. Setelah menghafal sejumlah juz, Galeh juga ikut direkrut tim talent scouting Polda Sumsel.
Galeh mengaku punya motivasi tersendiri untuk menjadi polisi meski awalnya tidak pernah berpikir untuk menjadi anggota korps baju cokelat itu. Sebagai anak pertama di antara lima bersaudara, dia ingin segera mandiri. "Biar tidak menyusahkan orang tua lagi," ucapnya.
Dia juga punya keinginan, apabila program hafalan Alquran sudah selesai, dirinya menargetkan bisa masuk ke jajaran reserse. "Banyak ilmu kepolisian di reserse. Itu yang membuat saya tertarik," tambahnya.
Sebagaimana polisi hafiz lainnya, Arif Rafli dan Welly Kaswara diajak untuk mendaftar sebagai calon bintara melalui jalur hafalan Alquran. Arif mulai menghafal Alquran saat kelas I madrasah tsanawiyah. Begitu pula Welly. Namun, keduanya belum hafal 30 juz. Karena itu, mereka terus berusaha menambah hafalan di sela-sela tugas pendidikan.
Untung, Sekolah Polisi Negara (SPN) memberlakukan ibadah tepat waktu kepada siswa yang beragama Islam. Kesempatan itulah yang dimanfaatkan Welly untuk meningkatkan hafalannya. "Setiap setelah salat, saya menambah hafalan selama 15 menit," ucapnya.
Saat menjadi imam salat juga dimanfaatkan Welly untuk mengetes hafalan Alquran.
Apa tidak diprotes jamaah? Sembari tersenyum, Welly mengakui kadang jamaah protes karena bacaan suratnya terlalu panjang. "Tapi, yang sering diprotes Husein. Kadang salat subuh sampai setengah jam," ucapnya sambil tertawa. Husein pun diingatkan pembinanya bahwa salat jamaah yang dipimpinnya berlokasi di SPN, bukan di pesantren.
Hafizah Rizka punya cerita tersendiri saat akan direkrut sebagai polwan. Dia tidak mendapatkan restu dari orang tuanya, khususnya sang bunda. "Ibu sempat tidak setuju, khawatir hafalan Alquran saya hilang kalau jadi polisi," tuturnya. Sang ibu juga khawatir Rizka harus melepas jilbab saat menjadi polisi.
Ayahnya kemudian mengambil peran untuk meyakinkan ibu Rizka sehingga akhirnya Rizka disetujui menjadi polisi. Dia lalu menjalani pelatihan pra-tes untuk menyiapkan fisik dan mental sebagai pelayan masyarakat.
Cobaan berikutnya datang saat menempuh pendidikan di SPN tahun lalu. Sebab, Rizka tetap mengenakan jilbab sebagaimana kebijakan Kapolri Jenderal Sutarman yang membolehkan polwan mengenakan jilbab. Namun, tak lama kemudian, kebijakan itu ditarik.
Rizka yang saat itu menjalani pelatihan di Sekolah Polwan Ciputat, Jakarta, diminta melepas jilbab atau dipulangkan ke Palembang. Dara kelahiran 15 Agustus 1995 itu merasa dilematis. Dia sempat stres dan nyaris akan memilih mundur. Tidak lama kemudian, Mudholal yang mendapat kabar tentang Rizka pun datang ke Jakarta.
Mudholal lalu mengajak Rizka berjalan-jalan ke ruang publik di Jakarta hingga tiba waktu salat. "Itu banyak yang memakai jilbab, tapi saat waktunya salat mereka memilih untuk menunda," tutur Mudholal yang kemarin mendampingi Rizka. "Saya bilang ke dia (Rizka), jilbab yang sebenarnya ada di hati," lanjutnya.
Akhirnya Rizka bersedia melepaskan jilbabnya. Salah satu pertimbangannya, di sekolah polwan itu tidak ada siswa laki-laki. "Meski saya malu samaAllah," ucap Rizka.
Kerelaannya itu berbuah manis. Wakapolri Komjen Badrodin Haiti (kini telah menjadi Kapolri) akhirnya membuat keputusan yang memperbolehkan polwan mengenakan jilbab.
Bagi Rizka, menjadi hafiz membuat tanggung jawabnya menjadi besar. Dia pantang melakukan sejumlah hal yang berpotensi membuat hafalannya hilang. "Misalnya, pacaran. Itu bisa membuat hafalan hilang," urainya.
Rizka pernah kehilangan hafalannya cukup banyak. Yakni, saat dia belum menjadi polisi. Kala itu dia pergi dengan sejumlah rekannya untuk bersenang-senang. Akibatnya, dia sampai lupa waktu dan tenggelam dalam sukacita. Dia bersedih saat mengetahui hal itu.
''Alhamdulillah, saya punya mentor yang luar biasa sabar. Beliau seorang tunanetra, tapi mampu memberi saya motivasi untuk tidak menyerah,'' jelas Rizka.
Saat ini enam polisi hafiz Quran itu tinggal di kediaman Mudholal. Mereka tidak hanya dibina dalam hal hafalan, namun juga kemampuannya yang lain. Contohnya, menjadi qari, dai, dan kemampuan sejenis.
Karo SDM Polda Sumsel Kombes Mustaqim menuturkan, ide merekrut para hafiz dan hafizah itu lahir setelah Mabes Polri memberlakukan inovasi dalam sistem perekrutan anggota Polri. Mabes Polri mengizinkan jajaran polda untuk merekrut polisi dari jalur prestasi. Baik prestasi olahraga, ilmu pengetahuan, maupun seni budaya.
Menurut Mustaqim, hafiz termasuk salah satu talenta yang tidak hanya hebat, namun juga mulia. Dia lalu meminta stafnya untuk berburu hafiz ke pesantren-pesantren di Sumsel. Hasilnya cukup memuaskan. ''Ini adik-adik angkatannya (angkatan Husein cs) juga sedang dalam proses rekrutmen,'' tuturnya.
Setelah hafalan enam hafiz tersebut tuntas, polda memiliki program untuk mengembalikan mereka bertugas di daerah asal. Dalam budaya masyarakat Sumsel, polisi yang berasal dari daerah setempat akan lebih mudah diterima masyarakat. Apalagi, polisi tersebut memiliki basis agama yang kuat.
''Ini juga membuktikan bahwa masih banyak polisi yang baik,'' lanjut perwira dengan tiga melati di pundak itu.(*)
Read in browser » By Dedi Mustofa on Apr 19, 2015 05:13 pm PASBERITA.com - Twitter resmi mengumumkan fitur video. Ya, kini pengguna bisa merekam video pendek dan menampilkannya di linimasa (timeline). Seperti apa? Melalui email yang dikirimkan ke inbox para penggunanya, pihak Twitter resmi mengumumkan fitur video melalui blog resmi mereka.. Blog Twitter melansir, fitur ini sudah bisa digunakan untuk aplikasi Twitter di Android maupun iPhone. Pengguna hanya perlu merekam video berdurasi pendek, mengeditnya dengan metode drag-and-drop dan kemudian mempostingnya di linimasa anda.(*)
Read in browser » By Dedi Mustofa on Apr 19, 2015 05:07 pm PASBERITA.com - Seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Dusun Manis RT 01 RW 01 Desa Cikeusik, Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka, Tuti Tursilawati, terancam hukuman mati di Arab Saudi. Pihak keluarga khawatir hukuman mati akan dilakukan pemerintah Arab Saudi tanpa ada pemberitahuan terlebih dulu kepada pihak keluarga. ''Saya takut anak saya (dieksekusi) tanpa ada pemberitahuan dulu,'' ujar Iti Sarniti (46), ibu kandung Tuti Tursilawati, akhir pekan kemarin seperti dilansir ROL, Minggu (19/4/2015). Iti menyatakan, rasa takutnya itu semakin besar setelah mengetahui dua TKI asal Indonesia, yakni Siti Zaenab asal Madura, Jawa Timur, dan Karni asal Brebes, Jawa Tengah, kini sudah dieksekusi pemerintah Arab Saudi. Iti menjelaskan, Tuti berangkat ke Arab Saudi pada 2009 melalui perantara PT Arunda Bayu. Hal itu dilakukan demi membantu perekonomian keluarga. Tuti kemudian bekerja sebagai penjaga lansia pada sebuah keluarga di kota Thaif. Pada 2010, Tuti didakwa membunuh majikannya, Suud Malhaq Al Utibi. Berdasarkan penjelasan yang diterima pihak keluarga, Tuti melakukan perbuatan itu sebagai upaya pembelaan diri. Pasalnya, dia sering menerima tindakan kekerasan, termasuk ancaman pemerkosaan. Sebenarnya, empat anak majikannya sudah memberikan maaf. Namun, ada seorang anak lainnya yang belum memberikan maaf sehingga Tuti belom lolos dari ancaman hukuman pancung. Kasus yang menimpa Tuti sempat menjadi pemberitaan di berbagai media massa pada 2011 lalu. Bahkan, mantan presiden Indonesia, BJ Habibie kala itu membantu kasus yang membelit Tuti. ''Kami memohon maaf kepada pihak keluarga (majikan) dan meminta kepada pemerintah Arab Saudi untuk meringankan hukum Tuti,'' tutur Iti. Selain TKI asal Kabupaten Majalengka, ancaman hukuman mati juga dialami TKI asal Blok Kajen Kidul, Desa Marikangen, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, Ato Suparto. Ato divonis hukuman mati oleh pemerintah Arab Saudi karena dituduh terlibat dalam keributan di penampungan TKI, yang mengakibatkan seorang TKI lainnya meninggal dunia pada 2011 silam. Ato pun mengajukan banding dan diterima oleh pengadilan setempat. Namun, hakim yang mengadilinya diganti, sedangkan perkaranya ditanjau kembali. ''Setelah diganti hakimnya, kami tidak tahu lagi kasusnya seperti apa karena diperbaharui kembali,'' kata Ato, saat menghubungi keluarganya melalui telepon seluler, akhir pekan kemarin. Ato pun mengaku belum bisa tenang karena proses peradilan masih harus dijalaninya. Dia pun memohon kepada Presiden Joko Widodo untuk bisa membantu kasusnya dan TKI lain yang dipenjara di Arab Saudi.(*)
Read in browser » By Dedi Mustofa on Apr 19, 2015 05:02 pm PASBERITA.com - Pemerintah akan menghentikan pengiriman Tenaga Kerja Wanita (TKW) ke luar negeri, khususnya yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga. "Kedepan pemerintah akan lebih selektif dalam mengirim TKW, agar kasus serupa seperti yang dialami Siti Zaenab tidak terjadi lagi," kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise, saat berkunjung ke rumah TKI Siti Zaenab, di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Minggu seperti dilansir antaranews. Zaenab dieksekusi mati di Arab Saudi atas dakwaan mencoba membunuh perempuan majikannya sementara dari sisi Zaenab itu lantaran dia membela diri atas kelakuan majikannya yang sadis. Karena itulah maka pemerintah menegaskan calon TKW yang hendak bekerja di luar negeri, harus diketahui keterampilannya, dan apabila hanya akan menjadi pembantu rumah tangga, tidak akan diizinkan oleh pemerintah. Hal ini dilakukan, karena kasus kekerasan dan tindak pidana kriminal yang terjadi dan menimpa para TKI selama ini, umumnya yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga. "Rencana kebijakan pemerintah ini, juga sekaligus sebagai langkah nyata mendukung program moratorium yang telah dicanangkan pemerintah sebelumnya," kata Yembise. Di sisi lain, kata dia, pihaknya kini memfokuskan pada program pemberdayaan kaum perempuan, seperti pengembangan ekonomi perempuan, dan pendidikan keterampilan untuk kaum perempuan.(*)
Read in browser » Recent Articles:
| | | | | |
Posting Komentar