| | By Rie on Jun 01, 2015 11:37 am PASBERITA.com - Saat ini batu akik telah menjadi suatu fenomena nasional, termasuk di Jawa Barat. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mengharapkan adanya regulasi yang mengatur keaslian batu akik. "Saya minta kepada pengurus Himpunan Insan Penggemar Akik dan Batu Mulia Nusantara (HIPAN) agar segera membuat regulasi dalam menjaga keaslian batu akik ini. Jangan sampai nanti ada batu akik palsu yang bisa merusak pasar dan merusak kepercayaan masyarakat terhadap batu akik," kata Gubenur,. "Untuk masalah harga kita serahkan saja kepada masyarakat karena yang dihargai itu adalah keindahannya asalkan sudah ada kesepakatan antara penjual dan pembeli. Yang penting kita jaga keasliannya," tambah Gubernur usai pengukuhkan pengurus Himpunan Insan Penggemar Akik dan Batu Mulia Nusantara (HIPAN) di RRI Bandung (31/05). Fenomena batu akik ini bisa mendorong munculnya ekonomi masyarakat baru, tentunya melalui himpunan seperti HIPAN. Selain itu, tujuan dibentuknya HIPAN yaitu untuk menampung para penggemar batu akik di seluruh Indonesia, termasuk para pengrajin, penambang, dan kolektor. "Kita mengharapkan bisa bersinergi dengan pemerintah daerah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui batu akik," kata ketua HIPAN yang baru dilantik, Herlas Yuniar.
Read in browser » By Rie on Jun 01, 2015 11:29 am PASBERITA.com - Forum Komunikasi Masyarakat Muslim Indonesia (FORKOMMI) di Kuala Lumpur mengadakan Tarhib Ramadan 1436 H di Masjid Ar Rahman University Malaya Kuala Lumpur, Malaysia, Ahad (31/5). Acara yang mengambil tema "Ramadan dan Persatuan Umat" ini dihadiri oleh lebih dari 200 masyarakat Indonesia di Kuala Lumpur dari beragam kalangan seperti ekspatriat, dosen, mahasiswa, ibu rumah tangga, bahkan para TKI/TKW yang bekerja di sekitar Kuala Lumpur juga turut memeriahkan acara tersebut.Bertindak sebagai muwajjih pada Tarhib Ramadan kali ini adalah Dr Muntaha Artalim Zaim, MA. Dalam taujihnya beliau menyampaikan tentang hal-hal yang bisa menjadi pemecah dan pemersatu umat Islam. Diantara sebab-sebab pemecah umat Islam yang beliau sampaikan adalah: fanatisme golongan, dangkalnya ilmu dan tidak mau menerima perbedaan. "Perbedaan itu adalah sesuatu hal yang biasa, bahkan sudah terjadi sejak zaman Nabi Saw. Oleh karena itu, kita jangan mudah menolak pendapat orang lain atau bahkan menjatuhkan orang yang bersebrangan pendapat dengan kita. Diperlukan keluasan ilmu, kejernihan berfikir dan kelapangan dada dalam berdialog dan berinteraksi dengan saudara sesama Muslim walaupun berbeda pandangan dengan kita sebagaimana dulu dicontohkan oleh para Sahabat dan Salafussholih," kata Muntaha Artalim Zaim.Tarhib Ramadan kali ini menjadi lebih spesial karena selain menyimak taujih, para peserta juga menyaksikan drama yang ditampilkan oleh anak-anak anggota FORKOMMI tentang Kepedulian Terhadap Muslim Rohingya. Di akhir acara, panitia juga melakukan penggalangan dana untuk membantu Muslim Rohingya tersebut dan Alhamdulillah terkumpul dana sebesar RM 5674. (*)
Read in browser » By Rie on May 31, 2015 07:29 pm PASBERITA.com - Kasus beras diduga mengandung senyawa plastik terus ditelusuri polisi. Sayangnya, kepolisian justru memanggil pihak-pihak yang tidak mengetahui alur distribusi beras ke masyarakat. Salah satu yang ikut dimintai keterangan penyiar Dakta, Syifa Faradila. Penyiar radio di Kota Bekasi itu dipanggil sebagai saksi terkait penemuan beras yang diduga mengandung zat berbahaya. Penyiar asal Palembang itu dicecar 20 pertanyaan oleh penyidik. Pemeriksaan dilakukan di hari yang sama saat kepolisian meminta keterangan Dewi Septiani, Disperindagkop Kota Bekasi dan Sucofindo pada Kamis (28/5). Syifa mengaku bingung dengan pemeriksaan tersebut. Pasalnya sebagai pekerja media, sudah menjadi tanggung jawab profesinya untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas. "Pemanggilan sebagai saksi terkait penemuan beras di Kecamatan Mustikajaya. Ada 20 pertanyaan yang diajukan kepada saya," ucapnya sebagaimana dilansir jppn. Syifa menambahkan, dirinya diperiksa tim penyidik sejak pukul 10.00 hingga pukul 15.00. Dan baru pertama kali dirinya dipanggil sebagai saksi. Selain itu, Syifa mengaku penyiaran terhadap beras plastik sudah sesuai prosedur pemberitaan. Terpisah, Produser News Dakta Radio Dani Wahab, menyesalkan pemanggilan tersebut. Menurutnya, dalam kasus beras plastik, polisi harus proaktif menelusuri sumber beras tersebut. "Harusnya yang diminta keterangan distributor beras. Terus ke atas-atasnya. Bukan masyarakat kecil dan pelapor yang diperiksa," tandasnya. Sementara itu, pihak Polresta Bekasi Kota enggan berkomentar terkait pemeriksaan terhadap penyiar Radio Dakta tersebut. (*)
Read in browser » By Dedi Mustofa on May 31, 2015 05:47 pm PASBERITA.com - Anggota Komisi II DPR RI Muhammad Yudi Kotouky meminta aparat TNI/ Polri tidak perlu menanggapi serius tantangan perang dari kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Puron Wenda dan Enden Wanimbo beberapa hari kemarin. Hal itu dikarenakan pendekatan persuasif, humanis, dan religius lebih efektif untuk menekan konflik dan kekerasan di bumi cenderawasih tersebut "Menurut saya hal tersebut tidak perlu terlalu ditanggapi, aparat TNI/ Polri tidak perlu terpancing. Lakukan saja dengan pendekatan yang persuasif, humanis, dan religius. Lakukanlah dialog dan komunikasi yang komprehensif (menyeluruh) dan solutif bagi Papua," ujar Yudi di Jakarta, Minggu (31/5). Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dari dapil Papua ini menegaskan bahwa pernyataan ini sebagai bentuk kepedulian terhadap tanah kelahirannya karena adanya ancaman perang terbuka dari kelompok separatis yang bermarkas di Lany Jaya, Papua, tersebut. Yudi menambahkan, meskipun OPM mengakui sudah menyiapkan persenjataan, namun pemerintah tetap harus meninggalkan pendekatan militer atau cara-cara lama dalam menghadapi Papua "Sebaliknya, pendekatan dialog dalam meredam gejolak masyarakat harus dikedepankan. Selain itu, penegakan hukum, sosial, pembangunan ekonomi, pendidikan, infrastruktur, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, harus ditingkatkan", tambah pria yang akrab disapa Muhay ini. Sebagai putra daerah, kata Yudi, dirinya ingin hukum ditegakkan setinggi-tingginya kepada setiap pelanggaran yang ada di Papua. Tidak hanya untuk masyarakat, tapi juga untuk pihak keamanan yang selama ini sering terjadi. Hal itu agar tidak ada lagi konflik dan kekerasan di tanah Papua "Kita sebagai sesama anak bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus melakukan berbagai upaya agar tidak terjadi lagi konflik dan kekerasan di bumi Papua tercinta," tegasnya Meluruskan Opini Pendiri Pondok Pesantren Asy-Syafi'iyah Nabire, Papua, ini menjelaskan, dirinya ingin meluruskan opini yang berkembang di masyarakat bahwa pihaknya menyarankan TNI/Polri untuk menumpas OPM. Hal tersebut tidaklah benar. Sebaliknya, Muhay ingin menghadirkan dialog-dialog yang persuasif, humanis, dan religius "Apabila konflik Papua mau diselesaikan secara permanen, pemerintah harus merangkul semua elemen dan pemangku kepentingan agar secara bersama-sama mencari solusi yang komprehensif", tambahnya Keterlibatan semua pemangku kepentingan tersebut, tambah Muhay, harus berada dalam suatu mekanisme yang bertujuan untuk menghadirkan solusi komprehensif "Dengan demikian, solusi komprehensif untuk Papua secara bersama dirumuskan, serta diterima semua pemangku kepentingan," tutupnya sebagaimana disampaikan di ruangannya di Fraksi PKS lantai 3 Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta Pusat. (*)
Read in browser » By Rie on May 31, 2015 03:29 pm PASBERITA.com - Melintasi Kecamatan Babelan, Kecamatan Tambun Utara dan Kecamatan Sukawangi, para pengurus Alumni Pondok Pesantren At Taqwa Kabupaten Bekasi ini menikmati bersepeda walau lintasan yang dilalui amat beragam.
"Perkotaan, perkampungan dan persawahan membuat perjalanan menjadi segar dan nikmat. Lintasan yang dilalui pun amat beragam dari mulai jalan coran yang licin, jalan berbatu bahkan ada jalan yang masih tanah pokoknya treknya lengkap," ungkap ketua umum Ikatan Keluarga Abituren Attaqwa (IKAA), Samsul Falah, Ahad (31/5) pagi.
Dimulai dari Sekretariat IKAA Ujung Harapan Bekasi mulai pukul 06.00 wib, mereka sempat melintasi kali Bekasi dengan perahu, dari Kebalen menyeberang ke Sriamur.
"Eretan (penyeberangan perahu) yang ini masih bertahan sejak puluhan tahun walaupun sudah banyak jembatan yang melintasi kali Bekasi," lanjut Samsul Falah yang juga Anggota DPRD Komisi A, Kabupaten Bekasi.
Lebih jauh Samsul Falah mengakui bahwa trek dengan beragam pemandangan ini membuat kepenatan setelah seminggu bergelut dengan pekerjaan menjadi hilang. Bekasi ternyata menyimpan keindahan alami yang belum terungkapkan.
"Kita berencana akan mencoba trek yang lain yang tidak kalah menariknya," tutup Samsul Falah yang didampingi pula oleh Sekretaris Umum IKAA Saiful Bahri. (*)
*rie
Read in browser » Recent Articles:
| | | | | |
Posting Komentar