| | By Arif A on Jan 26, 2016 06:45 am PASBERITA.com - India akan memasang sebuah pusat pelacakan satelit dan pencitraan di Vietnam selatan yang akan membuat Vietnam mendapatkan akses ke foto-foto dari satelit observasi bumi milik India yang mencakup wilayah itu, termasuk Tiongkok dan Laut Tiongkok Selatan, kata para pejabat India seperti dikutip Reuters. Langkah yang akan membuat Beijing meradang ini bakal mempererat hubungan antara India dan Vietnam yang keduanya memiliki sengketa wilayah berkepanjangan dengan Tiongkok. Kendati merupakan fasilitas sipil (satelit pengamatan bumi biasanya memiliki aplikasi pertanian, keilmuwan dan lingkungan), para pakar keamanan mengatakan teknologi pencitraan yang lebih canggih akan membuat foto-foto yang dihasilkan bisa digunakan juga untuk tujuan-tujuan militer. Hanoi secara khusus memburu teknologi maju intelijen, pengamatan dan pengintaian di tengah meningkatnya ketegangan dengan Tiongkok menyangkut Laut Tiongkok Selatan, kata mereka. "Dari segi militer, langkah ini bisa amat penting," kata Collin Koh, pakar keamanan laut pada S. Rajaratnam School of International Studies, Singapura. "Tampaknya keduanya sama-sama menang, Vietnam bisa mengisi lubang-lubang penting, sedangkan India dapat memperluas jangkauan." Perusahaan milik pemerintah Indian Space Research Organisation (ISRO) akan mendanai dan membangun pusat pelacakan satelit dan penerima data ini di Ho Chi Minh City untuk memonitor peluncuran satelit India. Proyek ini ditaksir bernilai 23 juta dolar AS. India yang program luar angkasanya sudah berumur 54 tahun dan tengah mempercepat diri lewat kebijakan satu satelit diluncurkan setiap bulan, memiliki stasiun-stasiun daratan di Kepulauan Andaman dan Nicobar, Brunei, Biak di Indonesia Timur, dan Mauritius, yang dapat menjejak satelit-satelitnya pada tahap-tahap awal penerbangan. Fasilitas di Vietnam ini akan meningkatkan kemampuan-kemampuan itu, kata Deviprasad Karnik dari ISRO seperti dikutip Reuters. Demikian berita dari Antaranews (25/01). (*)
Read in browser » By Arif A on Jan 25, 2016 10:40 pm PASBERITA.com - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan rasio elektrifikasi atau akses listrik secara nasional akan mencapai 90 persen yang menjangkau seluruh masyarakat di semua wilayah Indonesia. "Untuk tahun 2016 kita menargetkan rasio elektrifikasi bisa mencapai 90 persen yang meliputi seluruh wilayah di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke," kata Menteri ESDM Sudirman Said di Kompleks Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (25/01) dilansir Antara. Untuk prioritas, kata Sudirman, akan difokuskan di daerah timur Indonesia, khususnya Papua, karena tingkat elektrifikasi di sana baru mencapai 44,40 persen. "Kita fokuskan di Papua, karena jika dibandingkan dengan wilayah lainnya, Papua masih rendah, di kisaran 44,40 persen," ujar dia. Senada dengan Sudirman, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jamran juga mengatakan hal yang sama, menurut dia daerah Timur Indonesia memang butuh perhatian khusus. "Memang yang sangat butuh perhatian adalah kawasan Timur Indonesia terutama Papua karena daerahnya juga besar, karenanya fokus kita tingkatkan elektrifikasi itu juga di sana," ujar Jamran. Untuk target rasio elektrifikasi sendiri, Jamran mengatakan akan ada penambahan antara 1,3 juta hingga 1,5 juta Rumah Tangga yang terakses listrik atau mengalami peningkatan sekitar dua persen. "Kira-kira kita targetkan ada penambahan 1,3-1,5 juta RT sudah terakses listrik pada akhir tahun 2016 mendatang atau mengalami peningkatan dua persen dari capaian 2015," ujarnya. Dari data yang dihimpun Antara, Rasio elektrifikasi Indonesia secara nasional pada tahun 2015 ditargetkan sekitar 87,4 persen dan realisasinya di angka 88,5 persen. Untuk tahun 2016 rasio elektrifikasi Indonesia secara nasional ditargetkan mencapai 90 persen dengan upaya mempercepat program listrik 35 ribu MW. Untuk rasio elektrifikasi per wilayah, Provinsi Papua masih merupakan yang paling rendah yaitu sekitar 44,40 persen disusul Nusa Tenggara Timur 57,74 persen lalu Sulawesi Tenggara 66,78 persen serta Kalimantan Tengah 68,27 persen. (*)
Read in browser » Recent Articles:
| | | | | |