| | By Arif A on Jan 23, 2016 09:54 am PASBERITA.com - Perum Produksi Film Negara (PFN) saat ini tengah berburu investor yang mau membiayai pembuatan film terbarunya berjudul "Unyil Reborn" senilai Rp6 miliar. "Untuk produksi itu kita butuh dana sekitar Rp6 miliar untuk 13 episode itu, kita sedang mencari investornya, jika telah ada kita siap berproduksi," kata Direktur Utama PFN Shelvy Arifin di Gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Jumat (22/01) seperti dilansir Antara. Pencarian investor tersebut, dilakukan perusahaan pembuat film milik negara tersebut, pasalnya PFN belum memiliki dana untuk melakukan produksi. Ketigabelas episode tersebut, lanjut Shelvy, merupakan bagian dari "Unyil Reborn" musim pertama dan berharap bisa dirilis pada bulan Juli 2016. "Saat ini kita baru membuat cuplikannya dan kita akan rilis Februari ini," ujar Shelvy. Shelvy juga menerangkan PFN tengah mematangkan kerja sama dengan beberapa pihak yang akan terlibat dalam produksi film kartun tiga dimensi ini. Film ini, tambah dia, akan dikerjakan oleh studio film Indonesia yang sudah tersertifikasi yaitu Asosiasi Industri Animasi dan Kreatif Indonesia (AINAKI). "Kalau kita hitung dari sponsorship, merchandise dan lain-lain, di satu tahun itu kita bisa mendapat pendapatan Rp20 miliar, dengan modal Rp6 miliar," ujar Shelvy. (*)
Read in browser » By Arif A on Jan 22, 2016 05:40 pm PASBERITA.com - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berhasil menciptakan alat pembuang sampah otomatis yang diberi nama Water Crap Remover (WCR). "Awalnya, saya melihat banyaknya sungai yang seharusnya berfungsi sebagai penampung air, namun beralih menjadi penampung sampah. Hal inilah yang menimbulkan keprihatinan tersendiri bagi kami," kata salah seorang mahasiswa yang menciptakan WCR tersebut, Arsyad Bunyanuddin di Surabaya, Selasa (19/01) seperti dilansir Antara. Alat pembuang sampah otomatis (WCR) tersebut meraih juara I dalam Innovative Design Exhibition (IDE) 2015 untuk kategori Otomasi Industri (OTI) di ITS. Lebih lanjut, Arsyad mengatakan alat WCR ini bisa menjadi solusi pembuang sampah secara otomatis agar tidak ada lagi sampah yang menggenangi danau, selokan, sungai, maupun laut. "Berawal dari kegelisahan melihat lingkungan danau di ITS yang kurang terawat, saya bersama tim mengembangkan alat WCR ini. Danau di ITS banyak yang kurang sedap dipandang karena sampah menggenang di atasnya," terangnya. Oleh karena itu, lanjutnya, ia bersama timnya menciptakan alat yang diharapkan agar semua pihak, baik mahasiswa, staf, dosen, maupun karyawan mampu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kolam bersih dan indah. "Cara kerja alat ini adalah mendeteksi sampah yang jatuh ke permukaan kolam dengan menggunakan sensor inframerah. Selanjutnya, dikonversikan menjadi sinyal untuk menggerakkan swiper atau penyapu," katanya. Menurut dia, WCR terdiri dari tiga swiper, yakni swiper utama berada di tengah dan berfungsi menyapu atau mengarahkan sampah ke swiper lain di pojok alat dan swiper lain berfungsi untuk mengarahkan sampah menuju swiper pembuang. "Pembuang sampah ini nantinya akan mengangkat sampah, lalu membuangnya ke luar kolam secara otomatis, sehingga sampah akan terkumpul di tepi kolam dan mudah diambil untuk dibersihkan," tuturnya. Ia mengatakan meski tergolong sederhana dalam cara kerjanya, Arsyad meyakini justru itu letak keunggulan alat WCR dan berencana akan mematenkan alatnya sebelum dikomersialkan. "Kelebihan WCR sangat mudah untuk dipahami, sehingga dengan gampang orang akan menggunakannya. Namun, alat ini juga mempunyai kelemahan karena komponennya belum bekerja secara maksimal akibat keterbatasan dana," tandasnya. (*)
Read in browser » Recent Articles:
| | | | | |
Posting Komentar