| | By Arif A on Feb 20, 2016 06:30 am PASBERITA.com - Warga Kota Solo sangat bangga dan antusias melakukan aksi memberikan dukungan kepada pembalap Indonesia, Rio Haryanto, yang terjun ke ajang bergengsi Formula 1 (F1) 2016, di Jalan Slamet Riyadi Solo, Jumat (19/02). Sejumlah warga Solo yang melakukan aksi dukungan tersebut dengan menggelar poster ukuran besar di depan rumah Rio Haryanto di Jalan Slamet Riyadi No.312-358 Solo dengan gambar foto wajah pembalap Indonesia itu, dengan tulisan "#R104F1". Bahkan, seratusan warga Solo yang melintas di jalan tersebut sempat berhenti memberikan dukungan kepada Rio Haryanto dengan membubuhkan tanda tangan dan berbagai pesan, antara lain terus berjuang mengharumkan nama Bangsa Indonesia di F1. Selain itu, aksi dukungan untuk Rio Haryanto ke F1 juga diberikan dari sejumlah siswa di Yayasan Pendidikan Anak Cacat (YPAC) Surakarta, ditandai dengan tanda tangan dan pesan buat pembalap muda berbakat kelahiran Kota Solo, pada 1993. Rena, Irwan dan Ivan, siswa kelas 2 di SMP YPAC Surakarta mengatakan memberikan dukungan pembalap putra Solo tersebut karena memiliki prestasi terbaik yang baru pertama di Indonesia. "Saya pernah melihat balapan F1 di televisi dan saya berharap mas Rio bisa menang," kata Ervan dan Ivan dilansir Antaranews. Mahasiswi Stevani (19) warga solo lainnya yang memberikan tanda tangan dukungan kepada Rio mengatakan pembalap asal Solo tersebut berprestasi di tingkat Dunia, maka semua warga harus memberikan motivasi agar Rio tetap bersemangat berjuang membawa nama Bangsa Indonesia di ajang F1. "Rio berprestasi dan orangnya juga ganteng. Warga dipastikan bangga kepada Rio, dan akan mendoakan semoga sukses di F1. Rio ini, kelihatannya yang pertama sejarah wakil dari Negara Asia di ajang bergengsi F1," kata Stevani. Tadi Wijayakusuma (45) petugas Satpam di rumah Solo, mengatakan, dirinya bekerja ikut bapak Sinyo Haryanto atau orang tua Rio di Solo, sejak Rio masih usia sekolah dasar (SD). Menurut Tadi, Rio semula ikut orang tuanya menjadi pembalap go-kart pada usia belia enam tahun. Rio dengan usia muda berhasil menjadi juara nasional Go-kart. "Rio setelah lulus SD, dia kemudian sekolah di luar negeri atau Singapura sambil meneruskan hobinya sebagai pembalap," kata Tadi. Menurut dia, Rio Haryanto memang sejak kecil memiliki cita-cita ingin menjadi pembalap F1. Dia anak yang ramah, pekerja keras dalam belajar, dan jika memiliki kemauan terus berjuang agar bisa tercapai. "Rio penilaian saya, dia memang sosok pejuang yang penuh semangat dan tidak pernah menyerah. Dia bisa membuktikan cita-citanya ke F1," kata Tadi. Rio Haryanto sering pulang ke Solo jika bersamaan liburan sekolah. Dia belum lama ini, pulang ke Solo saat hari libur Tahun Baru Imlek. "Saya tetap berdoa mas Rio bisa bersaing di ajang bergengsi Dunia F1 2016," katanya. Mayor Haristanto salah satu warga Solo mengatakan bahwa aksi warga Solo tersebut sebagai bentuk sanjungan dan rasa hormat atas keberhasilan Rio menembus ajang bergengsi F1. Menurut Haristanto prestasi ajang lomba balapan mobil paling prestisius dinilainya juga mengenalkan Kota Solo khususnya dan Indonesia pada umumnya di mata dunia. (*)
Read in browser » By Arif A on Feb 19, 2016 09:35 pm PASBERITA.com - Beberapa penonton Film Tausiyah Cinta mengungkapkan "kekecewaannya" atas alur cerita film percintaan bergenre Islami tersebut. Peristiwa ini terjadi saat sesi review film dalam kegiatan Seminar dan Nonton Bareng dengan tajuk "Save Jomblo Cinta to be continued Tausiyah Cinta" di auditorium STKIP PGRI Tulungagung (14/2/16). "Kami kecewa, filmnya buat kami bersedih. Alurnya tidak bisa ditebak seperti film romantis pada umumnya", ujar salah satu peserta dengan mimik jenaka. "Iya kami para cowok jadi ikutan menangis" imbuh yang lain. Sontak peserta yang lain bersorak riuh sambil tertawa Namun hampir semua peserta sepakat jika Film ini memberikan pelajaran berharga bagi mereka untuk memaknai cinta sejati sesuai dengan yang diajarkan oleh Islam. "Sangat menyentuh banget, akhirnya kita jadi sadar jika jodoh semata-mata di tangan Allah dan bukan direkayasa oleh manusia," ujar seorang gadis berjilbab yang diamini peserta lainnya. Acara ini diikuti ratusan pelajar dan mahasiswa dari kota Tulungagung dan sekitarnya. Semenjak pagi peserta dengan antusias mengikuti Seminar Save Jomblo dengan pembicara Mas Choy dari Kafe Curhat Remaja Kediri. Menjelang siang acara dilanjutkan dengan nonton bareng Film Tausiyah Cinta, tak sedikit peserta yang terlarut dalam suasana. Derai tawa dan rasa haru terasa datang silih berganti menghangatkan suasana. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Qualita Insani Foundation dengan dukungan dari Lembaga Manajemen Infaq (LMI), Gerakan Anak Bahagiakan Orang Tua (GABO), Forum Silaturrahim Mahasiswa Muslim Tulungagung (FoSMMA), BSMI dll. Menurut Safari Hasan dari Qualita Insani Foundation, kegiatan ini diselenggarakan untuk memberikan wawasan kepada remaja dan generasi muda tentang hakekat cinta yang sejati. " Kami mengambil momentum Valentine Day dengan menyelenggarakan kegiatan alternatif yang bernilai positif bagi remaja dan pemuda", kata Safari Hasan dalam rilis yang diterima pasberita. Acara ditutup dengan deklarasi Komunitas Pecinta Film Islami (KOPFI) chapter Tulungagung dengan di ikuti oleh seluruh peserta seminar dan nonton bareng. Penasaran dengan Film Tausiyah Cinta? bagi yang belum nonton, buruan aja. (*)
Read in browser » By Arif A on Feb 19, 2016 04:55 pm PASBERITA.com - Senam Poco-Poco Nusantara yang digagas Dharma Wanita Persatuan Kementerian Pemuda dan Olahraga di Parkir Selatan Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (14/02) yang melibatkan 10 ribu peserta berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (Muri). Muri mencatat kegiatan yang juga menjadi upaya Indonesia membawa senam asli Kabupaten Sangitalaut Sulawesi Utara ini mendunia itu dengan kategori superlatif atau kegiatan yang melibatkan peserta terbanyak. Adapun nomor rekornya adalah 7.315. Pemecahan rekor Muri ini langsung mendapatkan apresiasi dari Menpora Imam Nahrawi yang juga terlibat pada pemecahan rekor tersebut. Selain Menpora pada kegiatan tersebut juga diikuti pejabat di lingkungan Kemenpora, KONI, TNI, pelajar hingga masyarakat umum. "Senam poco-poco merupakan tarian tradisional masyarakat Sangitalau Sulawesi Utara yang dilakukan selepas mereka pulang dari sawah atau melaut sebagai ucapan terima kasih kepada Tuhan dan masyarakat yang selalu bergotong royong," kata Menpora Imam Nahrawi dilansir Antara. Pria yang akrab dipanggi Cak Imam ini menegaskan dengan dilakukannya Senam Poco-Poco Nusantara hasil kerja sama antara Dharma Wanita Persatuan dan Federasi Olahraga Kreasi Budaya Indonesia (FORBI) diharapkan lebih terkenal lagi atau bisa dikatakan sebagai milik dunia. Selain memecahkan rekor Muri, Senan Poco-Poco Nusantara juga dijadikan media untuk kampanye untuk menyambut Olimpiade Olahraga Rekreasi Dunia atau lebih dikenal dengan Tafisa World Games 2016 yang akan dipusatkan di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta. Pada kegiatan tersebut juga diluncurkan Senam Poco-Poco Olahraga yang merupakan hasil kreasi yang dilakukan Kemenpora dengan FORBI. Senam ini menggunakan gerakan dari enam cabang olahraga yaitu tinju, bulu tangkis, basket, voli, sepak bola dan renang. Sementara itu Senior Manajer Muri Awan Raharjo mengatakan, dicatatkannya Senam Poco-Poco Nusantara tidak serta merta karena banyaknya peserta yang ikut, melainkan juga karena esensi dari kegiatan untuk melestarikan dan membudayakan poco-poco ke dunia. (*)
Read in browser » Recent Articles:
| | | | | |
Posting Komentar