| | By Arif A on Feb 14, 2016 11:15 am PASBERITA.com - Gempa yang melanda Sumba Barat pada Jumat (12/2) menyebabkan sedikitnya tujuh bangunan sekolah rusak ringan. "Ada sekitar tujuh sekolah yang gedungnya mengalami kerusakan ringan," Kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho melalui keterangan persnya yang diterima Antara di Kupang, Minggu pagi (14/02). Selain itu sejumlah gedung perkantoran juga mengalami kerusakan ringan seperti Kantor Dinas Kehutanan, Peternakan, Kantor Bupati, serta Markas Polres Sumba Barat. Sementara itu fasilitas umum seperti Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumba Barat dan RS Lende Moripa juga mengalami retak-retak pada dinding bangunan. Juga tercatat sebanyak 10 unit rumah penduduk mengalami rusak ringan. "Banyak rumah penduduk di Sumba Barat yang terbuat dari kayu sehingga saat gempa dapat meredam guncangan yang keras sekalipun. Kalau untuk korban jiwa tidak ada akibat gempa tersebut," tutur Sutopo. Lebih lanjut ia mengatakan, sampai saat ini pendataan masih dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumba Barat. Untuk membantu kerja BPBD Sumba Barat, sejumlah anggota TNI, Polri, Tim SAR ikut mendata kerusakan yang terjadi di Sumba Barat khususnya di kecamatan Lamboya Barat. (*)
Read in browser » By Arif A on Feb 14, 2016 09:00 am PASBERITA.com - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) menegaskan siap menghadapi para pemain Over The Top (OTT) atau perusahaan penyedia layanan data internet yang memanfaatkan jaringan operator telekomunikasi. "Kami menganggap OTT tidak sebagai ancaman, tetapi peluang baru yang harus digarap. Kita sudah menyiapkan sejumlah jurus untuk menghadapinya," kata Direktur Konsumer Telkom Dian Rachmawan di Jakarta, Jumat (13/02) dilansir Antara. Menurut Dian, fenomena saat ini kehadiran OTT mulai menggerus potensi pendapatan operator telekomunikasi. "Namun dalam menjalan bisnis OTT juga harus mengikuti aturan secara fair," tegasnya. Area OTT yang bersinggungan dengan telekomunikasi, meliputi OTT Voice dan OTT Messaging/Social Media seperti Skype, whatsapp, LINE, Viber, KakaoTalk, GoogleTalk, Wechat, dan Telegram. Selanjutnya, OTT Content/Video dan OTT Cloud Computing diyakini akan menjadi OTT dengan pertumbuhan tertinggi dalam waktu dekat. "Pemain OTT dianggap sebagai bahaya laten bagi para operator karena tidak mengeluarkan investasi besar, tetapi mengeruk keuntungan di atas jaringan milik operator," katanya. Strategi yang disiapkan Telkom antara lain, mempertahankan jasa voice eksisting dan menawarkan kualitas yang lebih naik yang lebih baik (cristal clear voice, dll) untuk dapat menarik minat pengguna. "Di media sosial melakukan manage retreat. Di Video/content menawarkan platform internet TV, sedangkan pada Cloud/IoT/M2M menawarkan platform cloud computing dengan mengoptimalkan infrastruktur milik Telkom. Misalnya, penggunaan data center atau solusi dari TelkomSigma," ujar Dian. Lebih lanjut Dian menjelaskan, salah satu yang harus dilihat dalam hubungan antara operator dengan OTT adalah masalah kedaulatan baik itu di sisi pengelolan jaringan atau mematuhi regulasi di sebuah negara. "Kami blokir Netflix karena sepertinya mereka tidak memahami Indonesia dengan benar. Arogansi dan sikap meremehkan menjadi boomerang bagi kelangsungan bisnis mereka di Indonesia. Sangat naif mereka bermitra dengan Telco lokal ketika masuk negara lain, namun datang tanpa melihat kami di Indonesia," tegas Dian. Untuk itu Dian mengharapkan, semua pihak bisa melihat lebih jernih fenomena OTT dengan mempunyai kesatuan pandangan bahwa negara dan bangsa harus berdaulat atas pendayagunaan internet untuk kepentingan bangsa yang meliputi seluruh aspek Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Pertahanan, dan Keamanan. "Harap diketahui, sebagian besar pemain OTT bermarkas di Amerika, kita tentunya tidak bisa meniru secara ekstrem seperti Tiongkok yang tidak mengizinkan Facebook, Google, Amazon, PayPal dan mengganti dengan QQ, Baidu, Alibaba, Alipay, namun paling tidak ada pendekatan jalan tengah yang juga memberdayakan pemain-pemain OTT lokal untuk kedaulatan NKRI," tutupnya. (*)
Read in browser » Recent Articles:
| | | | | |
Posting Komentar