| | | | By Dedi Mustofa on Jul 28, 2015 11:14 pm
"Sebagai konsekuensi putusan Mahkamah Konstitusi (MK), maka saya harus mengundurkan diri. Insya Alloh, dengan niat ikhlas untuk kebaikan umat dan rakyat Wonogiri," tuturnya.
Dalam Pilkada Wonogiri ini, Hamid Noor Yasin akan didampingi oleh mantan Ketua DPRD Wonogiri 2009-2014, Wawan Setyo Nugroho, sebagai calon wakil Bupati.
Adapun partai koalisi yang mendukung pasangan Hamid-Wawan tergabung dalam Koalisi Wonogiri Baru (KWB), terdiri dari PKS, Gerindra, PAN, dan Demokrat.
Sebagai tandingannya, pasangan Hamid-Wawan akan head to head dengan pasangan Joko Sutopo-Edy Sutopo (JoS) didukung oleh beberapa partai yang tergabung dalam Koalisi Wonogiri Sukses (KWS), yaitu PDIP, Golkar, dan Nasdem.(*)
Read in browser »
 
By Dedi Mustofa on Jul 28, 2015 11:06 pm
"Ada sejumlah kader dan simpatisan yang belum bisa menerima keputusan partai mengusung Soerya-Ansar. Tetapi pro dan kontra itu hal yang biasa dalam dinamika perpolitikan," ujar Abdul Rahman di Tanjungpinang, sebagaimana dilansir laman antarakepri.com, Selasa (28/7/2015).
Namun, Abdul Rahman meyakini permasalahan di internal PKS itu dapat diselesaikan dengan baik. Dalam waktu dekat pengurus PKS Kepri akan melakukan konsolidasi dan menyosialisasikan keputusan PKS mengusung Soerya-Ansar.
"PKS memiliki alasan yang jelas mengusung Soerya-Ansar, tidak hanya sebatas mempertimbangkan aspek ideologis. Kita tahu Ansar cukup menjalankan ibadah dengan baik," katanya.
Selain itu, kata Anggota DPRD Kepri ini, PKS menguji, mengkaji dan mempertimbangkan variabel lain selain ideologis, seperti pengalaman di pemerintahan, kapabilitas dan kekuatan politik.
"Mereka memiliki pengalaman yang cukup untuk membangun Kepri, menjadikan Kepri lebih maju," tambahnya.
Abdul Rahman mengatakan, selama ini hubungan PKS dengan Soerya juga cukup baik.
"Soerya juga Ketua DPW PDIP Kepri, partai yang paling banyak mendapatkan kursi di DPRD Kepri. Partai ini berkuasa di Indonesia. Ini akan membantu PKS menjalankan misi, membangun Kepri," ungkapnya.(*)
Read in browser »
By Dedi Mustofa on Jul 28, 2015 10:52 pm
Dalam kesempatan itu, Sohibul Iman berdiskusi dengan menggunakan 'bahasa ibu' para murid JJS, yaitu bahasa Jepang.
Banyak hal yang didiskusikan antara murid JJS dengan politisi yang menyelesaikan S1, S2, dan S3 di Jepang itu. Mulai dari promosi batik sebagai identitas budaya Indonesia, hingga kebersihan fasilitas umum seperti toilet dan penyediaan sarana pedestrian (pejalan kaki) yang sangat minim.
Selain itu, juga didiskusikan seputar kebijakan pemerintah dalam promosi kebudayaan menuju ekonomi yang ramah lingkungan.
"Dibahas juga seputar pemanfaatan energi matahari, promosi perikanan dan fasilitas telepon pengaduan keadaan darurat," kata Sohibul Iman.
Mantan Wakil Ketua DPR RI itu berharap, dialog tersebut dapat menumbuhkan pengertian realitas budaya dan prilaku antara masyarakat Indonesia-Jepang.
"Sehingga siswa jepang lebih memahami penjelasan dibalik fenomena yang mereka temui di Indonesia," ujar Sohibul Iman.(*)
Read in browser »
Recent Articles:
| | | | | | |
Posting Komentar