| | By Arif A on Mar 01, 2016 08:50 am PASBERITA.com - Sebanyak empat pesawat Super Tucano kembali memperkuat alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI Angkatan Udara, yang merupakan pesawat latih tempur dari Brazil di Lanud Abdulrahman Saleh, Malang, Senin.
Keempat pesawat dengan Noreg TT-3110, TT-3114, TT-3115 dan TT-3116 akan bergabung dalam skuadron 21 dan akan memperkuat alutsista TNI AU khususnya Lanud Abd Saleh.
Keempat pesawat merupakan hasil MoU Pemerintah RI dengan menandatangani kontrak dengan perusahaan Brazil, Embraer dalam pembelian 16 unit pesawat tempur Super Tucano.
Kontrak yang dilakukan dua kali, yakni tahun 2010 dan 2011 juga menyebut kedatangan burung besi yang digunakan TNI AU bakal datang empat unit per tahun dimulai sejak 2012.
"Namun empat pesawat ini seharusnya hadir pada tahun 2015 lalu," kata Kepala Penerangan Lanud Abdulrahman Saleh, Mayor Sus Hamdi Londong Allo dilansir Antara (01/03).
Hamdi Londong mengatakan Skadron Udara 21 yang berada di bawah operasional wing 2, yang bertugas mengoperasionalkan pesawat tempur taktis untuk operasi lawan udara ofensif dan operasi dukungan udara, telah menjadi kekuatan penuh dengan satu skadron udara dengan Super Tucano alutsistanya.
Super Tucano adalah jenis pesawat tempur ringan bermesin turboprop yang diproduksi oleh pabrikan pesawat Embraer yang berkedudukan di Brazil. Pesawat ini dikenal memiliki beberapa keunggulan.
Super Tucano memiliki kemampuan menempuh operasi jarak jauh karena dilengkapi mesin jenis Hartzell 5-blade dan Pratt & Whitney Canada PT6A-68C turboprop yang masing-masing berkuatan 1.196 kW. Dengan mesin tersebut, Super Tucano mampu melesat hingga 590 km per jam hingga jarak 1.330 km.
Pesawat tempur EMB 314 / A-29 Super Tucano. Empat pesawat dari 16 unit pesawat Pesawat ini menggunakan sistem avionik MIL-STD-1553 seperti yang digunakan jet tempur AS modern lainnya, seperti F-16 Falcon, F-18 Hornet, AH-64 Apache, P-3C Orion, F-15 Eagle and F-20 Tigershark.yang dipesan tersebut telah dipertontonkan pada peringatan hari jadi TNI AU yang ke-65 pada 9 April 2012.
Selain sebagai pesawat latih tingkat dasar dan lanjutan, Super Tucano juga dapat dioperasikan sebagai pesawat patroli perbatasan dan counter-insurgency operations (operasi penumpasan pemberontakan).
Pesawat sanggup bermanuver hingga +7 G dan -3,5 G. Ukurannya yang kecil sanggup mereduksi sinyal radar dan visual, dikombinasi dengan kecepatan yang tinggi dan lincah dalam bermanuver memberikan tingkat survivability cukup tinggi. Tingkat keamanannya pun bertambahan berkat pelindung baja disekitar kokpit dan critical systems redundancy.
Pada acara penerimaan ini akan diadakan acara tradisi penyambutan, yang dihadiri oleh Komandan lanud Abd Saleh Marsma TNI H RM Djoko Senoputro, Dandepohar 30 Kol Tek MY Rudiansyah, Komandan Wing 2 Kol Pnb Mochammad Arifin, Kadisops Kol Pnb Fairlyanto, Kadipers Kol Pnb Mokh Mukson, dan Kadislog Kol Tek R P Buulolo. (*)
Read in browser » By Arif A on Feb 29, 2016 07:30 pm PASBERITA.com - Ternate menjadi salah satu provinsi di Tanah Air yang dilewati Gerhana Matahari Total (GMT). Enam negara siap memenuhi provinsi tersebut. "Ada enam negara yakni Jepang, Belanda, Jerman, Amerika Serikat, Malaysia, serta Rusia yang sudah memesan beberapa tempat di Ternate untuk melihat GMT," jelas Kadis Pariwisata Ternate Anas Conoras dilansir Okezone, Senin (29/2). Menurutnya, untuk Jepang telah memesan Stadion Kie Raha untuk menjadi destinasi untuk melakukan penelitian serta penglihatan terhadap GMT 2016. "Jepang itu sudah memesan dari dua tahun sebelumnya, dari segi ijin dan semua prosesnya juga sudah selesai. Mereka (Jepang-red) mem-bookingstadion untuk melakukan penelitian," paparnya. Sedangkan Jerman, mereka lebih memilih untuk melihat GMT 2016 di Kesultanan Ternate. Baginya, di Ternate memang memiliki sejumlah spot yang bisa dilihat dari sisi GMT. Lalu, untuk Amerika Serikat, Belanda serta Malaysia dan Rusia juga tersebar di beberapa spot di Ternate. "Negara sisanya tersebar di Pantai Falajawa, Taman Nukila, Masjid Al Munawar, di bagian Ternate Selatan ada Benteng Kalamata," bebernya. Anas Conoras juga menuturkan bila dari sisi kesiapan dan keamanan, pihaknya telah bersiap 100 persen demi berjalannya proses GMT 2016. "Kami menyadari bila Ternate paling banyak dipenuhi turis asing, keamanan memang menjadi faktor utama apalagi ada beberapa negara yang melihatnya dari laut," tukasnya. (*)
Read in browser » Recent Articles:
| | | | | |
Posting Komentar